
Garut,Medialibas.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Garut kembali mendapat suntikan semangat baru dari Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Suryana, S.Pd., M.M.Pd. Dalam sebuah pertemuan bersama para kepala sekolah dan guru, Suryana mengajak seluruh insan pendidikan untuk berkomitmen membangun mutu pendidikan melalui tiga pilar utama yang ia sebut sebagai “3T”: Ikhlas, Cerdas, dan Tangkas.
Menurutnya, pendidikan adalah investasi peradaban yang hasilnya tidak bisa dinikmati dalam waktu singkat, namun sangat menentukan masa depan bangsa.
“Kalau kita bicara pendidikan, ini bukan sekadar urusan hari ini. Ini tentang 10, 20, bahkan 50 tahun ke depan. Apa yang kita tanam sekarang akan dituai oleh anak cucu kita. Karena itu, mari kita bekerja dengan keikhlasan hati, kecerdasan strategi, dan ketangkasan dalam bertindak,” ujar Suryana, saat diwawancarai Medialibas.com melalui sambungan Whatsapp miliknya. Senin, (11/09/2025).
Memahami Tiga Pilar 3T
Dalam penjelasannya, ikhlas berarti bekerja tulus untuk kemajuan peserta didik, tanpa dibebani motif pribadi atau kepentingan sempit. Cerdas mengacu pada kemampuan pendidik merancang program, mengelola pembelajaran, dan mengevaluasi capaian secara inovatif, mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. Sedangkan tangkas adalah keterampilan mengambil keputusan cepat, tepat, dan efektif dalam menghadapi persoalan di lapangan.
“Ikhlas itu pondasi moral, cerdas itu kompas yang memberi arah, dan tangkas itu mesin penggeraknya. Kalau ketiganya kuat, pendidikan kita akan bergerak maju,” tambahnya.
Pendidikan Karakter di Garis Depan
Suryana menegaskan, fokus pendidikan tidak boleh semata-mata pada akademik. Karakter, menurutnya, adalah unsur yang tak boleh diabaikan. Kejujuran, disiplin, tanggung jawab, empati, dan kepedulian sosial adalah bekal utama anak untuk menjadi pemimpin di masa depan.
“Anak-anak kita bukan hanya harus pandai berhitung atau menghafal, tapi juga punya integritas. Kita ingin mereka tumbuh menjadi manusia yang utuh, yang bisa memimpin dengan hati dan pikiran,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi segitiga emas antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan anak, katanya, tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar.
Respon Positif dari Lapangan
Ajakan Suryana ini mendapat sambutan positif dari kalangan guru. Kepala SDN 3 Tarogong, Nani Mulyani, mengaku termotivasi dengan konsep 3T tersebut.
“Kadang kita terjebak dalam rutinitas mengajar tanpa sempat memikirkan kembali makna dan tujuan kita. Prinsip 3T ini mengingatkan bahwa mengajar bukan hanya transfer ilmu, tapi juga membentuk jiwa anak,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Roni Firmansyah, guru SD di Kecamatan Leles, yang menilai pesan Suryana relevan dengan tantangan pendidikan saat ini.
“Anak-anak sekarang hidup di era serba cepat. Guru harus tangkas mengikuti perubahan, tapi tetap ikhlas dan cerdas agar tidak kehilangan arah,” katanya.
Membangun Gerakan Bersama
Menutup pesannya, Suryana mengajak semua pihak untuk menjadikan prinsip 3T sebagai gerakan bersama, bukan hanya jargon. Ia berharap, seluruh tenaga pendidik di Garut mau mengimplementasikan nilai tersebut dalam setiap aspek kerja.
“Pendidikan adalah kerja kolektif. Kalau kita semua bergerak bersama dengan ikhlas, cerdas, dan tangkas, saya yakin anak-anak Garut akan menjadi generasi emas yang membawa daerah ini ke masa depan yang lebih gemilang,” pungkasnya.
Dengan semangat ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menargetkan adanya peningkatan signifikan dalam mutu pendidikan dasar, baik dari segi capaian akademik maupun kualitas karakter siswa.
Dukungan dari para pendidik, orang tua, dan masyarakat diyakini menjadi kunci keberhasilan visi besar ini. (A1)