
Garut,Medialibas.com – Di tengah arus urbanisasi dan persaingan kerja yang membuat banyak orang meninggalkan desa, H. Ruhiyat justru memilih jalan sebaliknya. Pria yang pernah mengenakan seragam kebanggaan Polri selama bertahun-tahun itu kini kembali ke kampung halamannya, Desa Cisaat, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat untuk mengabdikan diri sebagai Kepala Desa.
Bagi Ruhiyat, keputusan ini bukan sekadar perubahan profesi, tetapi langkah hati yang lahir dari kesadaran bahwa pengabdian kepada rakyat adalah tugas yang tak mengenal batas waktu.
“Saya lahir dari rakyat, pernah mengabdi sebagai anggota Polri untuk negara, dan sekarang saya kembali ke rakyat. Itu lingkaran pengabdian yang saya yakini,” ujarnya tegas saat diwawancarai Medialibas.com melalui sambungan Whatsapp miliknya. Selasa, (12/08/2025).
Pengalaman Polisi yang Jadi Modal Membangun Desa
Latar belakangnya di kepolisian membentuk karakter Ruhiyat yang disiplin, responsif, dan tanggap terhadap masalah. Dalam tugasnya sebagai aparat penegak hukum, ia terbiasa mengambil keputusan cepat dan akurat di tengah tekanan, keterampilan yang kini ia terapkan dalam mengelola pemerintahan desa.
“Dulu saya menjaga keamanan dan ketertiban, sekarang saya membangun dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Prinsipnya sama: semua untuk kepentingan bersama,” kata Ruhiyat.
Pengalaman ini membuatnya piawai membaca situasi sosial, memahami dinamika masyarakat, dan mengantisipasi potensi masalah sebelum berkembang menjadi persoalan besar.
Turun Langsung ke Lapangan, Bukan Hanya di Balik Meja
Sejak awal masa jabatannya, Ruhiyat menegaskan bahwa ia tidak mau hanya mengandalkan laporan tertulis. Ia memilih mendatangi dusun-dusun, menelusuri jalan setapak, berbincang langsung dengan warga, hingga melihat sendiri kondisi fasilitas umum.
“Kalau mau membangun, kita harus tahu persoalan di lapangan. Tidak cukup hanya baca laporan. Saya harus lihat langsung jalan rusak, sawah yang butuh irigasi, atau sekolah yang kekurangan fasilitas,” ujarnya.
Dalam program kerjanya, ia memprioritaskan perbaikan infrastruktur jalan untuk mempermudah transportasi dan distribusi hasil pertanian. Selain itu, ia fokus pada peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan, serta memberikan pelatihan keterampilan bagi pemuda desa agar mereka bisa mandiri tanpa harus merantau jauh.
Pemimpin Tanpa Sekat dengan Warga
Ruhiyat memegang teguh prinsip bahwa jabatan hanyalah amanah sementara. Ia bertekad untuk tidak membuat jarak dengan warganya, baik saat menjabat maupun setelah masa tugas selesai.
“Setelah masa jabatan berakhir, saya akan kembali menjadi warga biasa. Itulah arti pengabdian, bukan sekadar memimpin, tapi tetap menjadi bagian dari kehidupan rakyat,” ungkapnya.
Kedekatan ini membuat warga merasa nyaman berinteraksi dengannya.
“Pak Kades itu gampang ditemui. Kalau dipanggil, pasti datang, bahkan sering mendahului kami,” tutur Ujang, warga Desa Cisaat.
Menghadapi Keraguan, Membuktikan dengan Kerja Nyata
Di awal kepemimpinannya, Ruhiyat sempat menghadapi keraguan dari sebagian pihak yang meragukan kemampuannya mengelola pemerintahan desa. Namun, perlahan kepercayaan itu tumbuh seiring bukti kerja yang nyata.
Kini, Desa Cisaat menjadi salah satu desa di Kecamatan Kadungora yang aktif membangun. Infrastruktur mulai membaik, pelayanan publik menjadi lebih responsif, dan program pemberdayaan masyarakat berjalan.
Ruhiyat percaya bahwa kunci keberhasilan bukan hanya di program besar, tetapi juga di sentuhan kecil yang langsung dirasakan warga. “Kalau kita tulus, masyarakat akan menilai sendiri. Doa mereka adalah energi bagi saya untuk terus bekerja,” ucapnya.
Menjahit Asa untuk Masa Depan Desa
Dengan pengalamannya sebagai mantan polisi dan komitmen sebagai pelayan masyarakat, Ruhiyat terus berupaya menjahit asa warga Cisaat. Visi yang ia bawa sederhana namun kuat: membangun desa yang mandiri, sejahtera, dan tetap menjaga nilai-nilai kebersamaan.
“Perjuangan tidak boleh berhenti. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk membuat perubahan. Saya ingin Cisaat menjadi desa yang anak-anaknya bangga untuk tetap tinggal dan membangun di sini,” pungkasnya.
Dengan semangat pengabdian tanpa batas, Ruhiyat membuktikan bahwa jalan pulang ke desa bukanlah langkah mundur, melainkan langkah maju untuk memastikan bahwa pembangunan benar-benar berawal dan berakhir di tempat di mana akar kehidupan tumbuh. (Red)