
Garut,Medialibas.com – Di tengah gemerlap pembangunan di berbagai pelosok Garut, masih ada kisah pilu yang menggugah nurani. Bapak Encu, seorang lansia di Kampung Sumurtengah RT 03 RW 06, Desa Sukasono, hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak. Atap rumahnya bocor parah, dinding retak di banyak sisi, dan lantai yang rapuh mengancam keselamatan setiap saat.
Sementara yang lebih memilukan lagi, beliau tak mampu berjalan dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur, sepenuhnya bergantung pada bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Potret inilah yang mendorong berbagai pihak untuk turun tangan. Pada Jumat (15/08/2025), suasana di halaman rumah reyot itu berbeda dari biasanya.
Sejumlah kendaraan dinas terparkir, membawa rombongan yang dipimpin Anggota DPRD Garut, Yuda Puja Turnawan. Ia datang bersama jajaran Dinas Sosial, Camat Sukawening Jeje Zaenal Abidin, S.STP., M.Si., Kepala Desa Sukasono Ir. Asep Sukwanda Jaya beserta perangkat desa, PJS Desa Persiapan Sagara Inten Dindin Ahmad Kurniawan, serta para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Garut (UNIGA).
Kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Di tengah ruang sempit rumah yang nyaris ambruk, Yuda menyerahkan bantuan sembako dan sejumlah uang tunai langsung ke tangan keluarga.
“Melihat kondisi beliau yang hanya bisa berbaring, kami merasa harus segera hadir. Bantuan ini memang tidak seberapa, tapi yang lebih penting adalah memastikan pemerintah memberikan perhatian lanjutan agar rumah ini segera diperbaiki,” ujar Yuda dengan nada prihatin.
Kepala Desa Sukasono, Ir. Asep Sukwanda Jaya, juga menegaskan komitmennya. “Kami akan segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan dinas terkait. Keselamatan dan kenyamanan warga, apalagi lansia, adalah prioritas utama,” ungkapnya.
Nada serupa disampaikan Camat Sukawening, Jeje Zaenal Abidin. Menurutnya, kasus Bapak Encu adalah cermin bahwa perhatian pada lansia rentan tidak boleh hanya berhenti di wacana. “Ini tanggung jawab bersama. Perhatian terhadap lansia seperti beliau harus diwujudkan secara nyata, dengan langkah yang cepat dan tepat,” tegas Jeje.
Sementara itu, PJS Desa Persiapan Sagara Inten, Dindin Ahmad Kurniawan, menambahkan bahwa pihaknya akan memantau langsung progres bantuan. “Jangan sampai perbaikan rumah ini terhambat birokrasi. Kita ingin rumah Bapak Encu segera aman dan layak huni,” ucapnya.
Kehadiran mahasiswa KKN UNIGA dalam kegiatan ini juga memberikan warna berbeda. Mereka tidak hanya datang untuk melihat, tapi ikut memberikan dukungan moral dan membantu pekerjaan ringan di sekitar rumah.
Di lain sisi, semangat gotong royong pun kembali terasa di lingkungan tersebut, menguatkan pesan bahwa kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat.
Kisah Bapak Encu menjadi pengingat keras bahwa di balik angka-angka pertumbuhan ekonomi dan laporan pembangunan, masih ada warga yang terpinggirkan oleh keadaan.
Lansia yang tak lagi memiliki daya untuk berjuang sendiri memerlukan uluran tangan kolektif dari pemerintah, masyarakat, hingga generasi muda untuk memastikan masa tuanya dijalani dengan aman, layak, dan bermartabat.
Kunjungan tersebut bukan akhir dari cerita, melainkan awal dari harapan baru. Harapan bahwa tak ada lagi warga Garut yang harus menunggu rumahnya roboh dulu sebelum mendapatkan perhatian, dan tak ada lagi lansia yang dibiarkan berjuang sendirian di sisa hidupnya. (Deden.H)