
Oleh : Tedi Sutardi
Garut, Medialibas.com_ Hari ini, 17 Agustus 2025, kita merayakan 80 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA! Tapi ini bukan sekadar seremoni bendera, bukan hanya pawai dan lomba makan kerupuk. Ini adalah HARI SAKRAL! Hari di mana kita harus mengingat bahwa KEMERDEKAAN adalah HAK SEGALA BANGSA, seperti yang tercantum jelas dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama.
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan…”
Tapi pertanyaannya: Apakah bangsa ini sudah benar-benar MERDEKA? Atau kita masih terjajah—oleh korupsi, ketidakadilan, keserakahan elite, dan pengkhianatan terhadap rakyat sendiri?
SAATNYA BANGSA BERSATU!
Indonesia bukan milik satu suku, satu agama, atau satu kelompok elit yang mabuk kuasa. Indonesia adalah milik semua! Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kemerdekaan yang sudah kita dapatkan dengan darah dan nyawa para pahlawan harus diisi dengan KOMITMEN BERSAMA: PERSATUAN, KEJUJURAN, dan KEADILAN!
Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945: “Negara Indonesia adalah negara hukum.”
Pasal 28D UUD 1945: “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil.”
Tapi lihat kenyataan! Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas! SDA dijarah, hutan ditebang, laut dirampok, dan rakyat kecil hanya dapat remahnya!
KEJUJURAN & KEADILAN: KUNCI KESEJAHTERAAN
Stop main-main dengan kekayaan alam bangsa! Ini bukan warisan nenek moyang elite politik, ini adalah AMANAH KONSTITUSI!
Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Tapi hari ini, yang menikmati justru segelintir orang rakus. Maka, rakyat harus BERSATU! Mari dorong pemerintah, paksa sistem untuk berjalan di atas rel KEJUJURAN dan KEADILAN. Karena hanya dengan itu, kita bisa membangun KESEJAHTERAAN YANG MERATA, bukan hanya untuk kota besar, tapi juga desa-desa terjauh di Nusantara.
BANGKIT ATAU HANCUR!
Dirgahayu Indonesia ke-80 bukan hanya selebrasi, ini adalah PANGGILAN REVOLUSI MORAL! Kalau hari ini kita masih diam, maka kita sedang mengkhianati para pendiri bangsa. (AA)