
Oplus_131072
Pangandaran,Medialibas.com – Taman Pesona Pangandaran, yang dahulu digadang-gadang sebagai salah satu wajah kota wisata, kini justru menyajikan pemandangan muram. Alih-alih memancarkan daya tarik, taman yang berdiri di jantung kawasan Pananjung itu tampak terabaikan, dengan fasilitas rusak, ornamen usang, hingga aroma tak sedap dari pembuangan sampah pasar tradisional.
Kondisi tersebut seolah menjadi ironi di tengah visi Pangandaran sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Barat. Warga maupun pelajar yang setiap hari melintasi taman itu kini lebih sering mengeluhkan ketidaknyamanan dibanding menikmati keindahannya.
Potret Muram di Tengah Kota Wisata
Pantauan langsung Medialibas.com saat di lokasi pada. Kamis, (21/08/2025) siang menunjukkan jelas betapa buruknya kondisi taman. Foto-foto destinasi wisata yang terpajang di tugu taman masih menggunakan gambar mantan Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata dan Ujang Endin Indrawan, periode 2020–2024. Kini, foto itu memudar, mengelupas, dan terkesan dibiarkan begitu saja.
Trotoar di sekitar taman banyak berlubang, tempat duduk sudah rapuh, dan beberapa bagian jalan setapak tak layak dilalui. Aroma sampah dari Pasar Pananjung pun menambah kesan kumuh yang jauh dari citra “pesona” yang dijanjikan.
“Saya lewat sini hampir tiap hari berangkat dan pulang sekolah. Kadang baunya menyengat sekali, ditambah ada banyak lubang di trotoar. Harus hati-hati biar enggak jatuh,” kata Nirwana, siswi SMPN 1 Pangandaran yang ditemui di lokasi.
Hal senada diungkapkan Adi Samsuin, warga sekitar taman. Ia menilai penempatan taman yang berdampingan dengan pasar tradisional justru menjadi masalah besar.
“Sesekali bau sampah buangan itu sangat mengganggu. Padahal tempat ini sebenarnya bagus kalau dikelola dengan benar,” ujarnya.
Janji Revitalisasi, Realisasi Tertunda
Kritik soal kondisi taman sebenarnya bukan hal baru. Pemerintah daerah sudah sejak lama menjanjikan revitalisasi kawasan Taman Pesona, namun hingga kini realisasi di lapangan belum terlihat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pangandaran, Dedi Surachman, menjelaskan bahwa secara struktural pengelolaan taman berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Namun, pihaknya sudah mendapat instruksi dari Bupati untuk membantu proses revitalisasi.
“Perintah perbaikan sudah ada. Kami juga sudah diminta memfasilitasi, hanya tinggal tindak lanjut teknis yang belum jalan,” kata Dedi.
Namun, ketidakjelasan leading sector dan minimnya koordinasi antar dinas justru memperlihatkan lemahnya manajemen tata ruang publik. Masyarakat pun bertanya-tanya, mengapa revitalisasi taman yang begitu vital bagi wajah kota bisa berlarut-larut tanpa kepastian.
Ruang Publik yang Kehilangan Fungsi
Taman Pesona sejatinya dirancang untuk menjadi ruang interaksi masyarakat, sekaligus etalase bagi wisatawan yang baru tiba di Pangandaran. Namun, dalam praktiknya, taman itu kini kehilangan fungsi utama. Alih-alih menjadi tempat rekreasi dan edukasi, masyarakat lebih memilih menghindari karena kondisi yang kumuh dan tidak nyaman.
Sejumlah pengamat menilai, kegagalan merawat Taman Pesona mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah daerah terhadap pengelolaan ruang publik. Taman yang seharusnya menjadi ikon kota justru berubah menjadi cermin buram tata kelola yang setengah hati.
“Kalau ruang publik saja tidak bisa dikelola dengan baik, bagaimana bisa bicara pariwisata kelas dunia?” kritik salah seorang pemerhati lingkungan yang enggan disebut namanya.
Harapan Warga
Meski kecewa, warga masih menyimpan harapan agar Taman Pesona benar-benar dibenahi. Mereka menginginkan revitalisasi segera dijalankan, bukan sekadar janji yang berulang kali digulirkan.
“Kami berharap ada perbaikan nyata. Jangan hanya jadi wacana. Kalau ditata dengan baik, taman ini bisa jadi kebanggaan Pangandaran,” ujar Adi Samsuin.
Kini, bola berada di tangan pemerintah daerah. Apakah Taman Pesona akan tetap menjadi wajah muram Pangandaran, atau benar-benar disulap menjadi ruang publik yang membanggakan, tinggal menunggu bukti nyata dari kebijakan dan anggaran yang dijalankan. (Nova.S)