
Bandung,Medialibas.com – Di balik perbukitan hijau yang membentang di wilayah Priangan Timur, berdiri sebuah stasiun bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang dunia perkeretaapian Indonesia: Stasiun Nagreg.
Berada di ketinggian +848 meter di atas permukaan laut (mdpl), stasiun yang berlokasi di Kabupaten Bandung ini tercatat sebagai stasiun aktif tertinggi dari ratusan stasiun yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dan Sumatera.
Stasiun Nagreg diresmikan pada tahun 1890, tepat di masa kejayaan jalur rel Priangan Timur yang kala itu dibangun untuk mendukung transportasi hasil bumi dan komoditas perkebunan. Kini, setelah berusia 135 tahun, keberadaan stasiun ini tidak hanya menjadi penghubung antarkota, tetapi juga menjadi simbol ketangguhan teknologi perkeretaapian dalam menaklukkan medan ekstrem khas pegunungan Jawa Barat.
Panorama Alam dan Kenyamanan Fasilitas
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa Stasiun Nagreg memiliki daya tarik yang tidak dimiliki oleh stasiun lain.
“Stasiun ini menawarkan keasrian dan ketenangan dengan pemandangan perbukitan hijau yang indah. Setiap hari, ada 38 perjalanan kereta reguler yang melintasi Nagreg dengan rata-rata 2.599 penumpang per bulan. Mayoritas penumpangnya adalah masyarakat lokal, dan fasilitas yang tersedia pun sudah cukup lengkap: layanan boarding, peron, ruang tunggu, toilet bersih, hingga mushala. Kehadiran Stasiun Nagreg adalah wujud komitmen KAI dalam menjaga kesinambungan layanan di seluruh jaringan stasiun,” jelas Anne, Kamis (21/08/2025).
Ketenangan lingkungan sekitar membuat Stasiun Nagreg terasa berbeda dari hiruk-pikuk stasiun besar di perkotaan.
Namun, justru keunikannya inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penumpang, baik yang melakukan perjalanan rutin maupun wisatawan yang sekadar singgah.
Urat Nadi Mobilitas Pekerja dan Wisatawan
Lebih dari sekadar melayani masyarakat setempat, Stasiun Nagreg kini menjadi simpul vital mobilitas pekerja dan wisatawan. Jalur KA Lokal Purwakarta–Garut PP dan Cibatu–Padalarang PP menjadi layanan andalan masyarakat.
Bagi wisatawan, Stasiun Nagreg kerap dijadikan titik singgah menuju berbagai destinasi populer, mulai dari Kawah Putih hingga kawasan wisata Ciwidey. Lokasi strategis ini menjadikan Nagreg sebagai gerbang perjalanan yang membuka akses ke berbagai potensi wisata Priangan Selatan.
Jadwal KA Lokal di Stasiun Nagreg
Untuk mendukung mobilitas masyarakat, berikut jadwal lintas KA Lokal yang berhenti di Stasiun Nagreg:
Dari arah timur (Garut–Cibatu ke Bandung):
Commuter Line Garut (391) Cibatu–Padalarang: Tiba 05.59, berangkat 06.01
Commuter Line Garut (351) Garut–Padalarang: Tiba 06.59, berangkat 07.34
Commuter Line Garut (349) Garut–Purwakarta: Tiba 13.21, berangkat 13.23
Dari arah barat (Purwakarta–Bandung ke Garut/Cibatu):
Commuter Line Garut (348) Purwakarta–Garut: Tiba 08.55, berangkat 08.57
Commuter Line Garut (350) Purwakarta–Garut: Tiba 20.21, berangkat 20.28
Commuter Line Garut (378) Padalarang–Cibatu: Tiba 22.37, berangkat 22.39
Jadwal yang cukup padat ini menunjukkan peran vital Nagreg sebagai titik transit yang menghubungkan jalur timur dan barat.
Stasiun Kecil, Peran Besar
Hingga kini, KAI mengoperasikan lebih dari 600 stasiun di Jawa dan Sumatera. Meski banyak di antaranya berstatus stasiun kecil, fungsi yang mereka emban tidak kalah penting dibanding stasiun besar. Stasiun-stasiun seperti Nagreg menjadi simpul konektivitas yang menopang mobilitas masyarakat pedesaan, pekerja harian, hingga pelajar.
Tanpa kehadiran stasiun-stasiun kecil ini, aksesibilitas masyarakat di daerah pegunungan dan pedesaan tentu akan semakin terbatas. Dengan demikian, Stasiun Nagreg berfungsi bukan hanya sebagai titik pemberhentian, melainkan juga sebagai penggerak roda ekonomi lokal.
Inovasi Digital Mempermudah Penumpang
KAI juga menghadirkan inovasi digital yang mendukung layanan perjalanan, yakni aplikasi Access by KAI. Melalui aplikasi ini, pelanggan dapat memesan tiket kapan saja, mengecek jadwal secara real-time, memilih kursi, hingga mengakses berbagai promo terbaru.
Transformasi digital ini menjadi bukti bahwa meski berakar pada sejarah panjang, KAI tetap berkomitmen mengikuti perkembangan zaman. Dengan begitu, penumpang yang menggunakan Stasiun Nagreg tidak hanya merasakan nuansa klasik dari stasiun bersejarah, tetapi juga kemudahan teknologi modern dalam mengatur perjalanan.
Warisan yang Terus Hidup
Lebih dari seabad berdiri, Stasiun Nagreg telah menjadi saksi bisu dari perubahan zaman. Dari masa kolonial hingga era digital, stasiun ini terus berperan menjaga mobilitas masyarakat Priangan Timur.
Kini, dengan kombinasi sejarah, keindahan alam, dan layanan modern, Stasiun Nagreg tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai warisan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan perkeretaapian Indonesia.
(Riki Rustiana)