
Oplus_131072
Karawang,Medialibas.com – Guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 yang mengguncang Kabupaten Karawang pada Jum’at malam (22/08/2025) meninggalkan jejak luka mendalam bagi warga. Di antara mereka adalah Oyat (55), seorang pedagang nasi uduk yang sehari-hari menggantungkan hidup dari usahanya di Dusun Babakan Citoke, Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.
Detik-detik Guncangan
Gempa terjadi sekitar pukul 19.54 WIB. Saat itu, Oyat tengah duduk di meja makan bersama anaknya, menikmati santap malam sederhana. Suaminya baru saja pergi ke apotek untuk membeli obat.
“Lagi makan sama anak, tiba-tiba kerasa guncangannya. Saya sama anak langsung lari keluar takut ketimpa. Enggak lama terdengar suara ‘gebruk’, ternyata tembok dapur roboh,” tutur Oyat dengan wajah masih pucat mengingat kejadian itu, Kamis (22/08/2025).
Guncangan hebat membuat bagian dapur rumahnya yang berdinding bata rata dengan tanah. Meski kerusakan cukup parah, ia tetap bersyukur karena tidak ada anggota keluarga yang menjadi korban.
“Besar banget gempanya, dapur temboknya ambruk. Untung enggak nimpa orang,” ucapnya lega.
Trauma Susulan
Belum hilang rasa takut, beberapa jam kemudian getaran susulan kembali dirasakan. Oyat dan keluarganya pun terpaksa kembali keluar rumah.
“Langsung lari lagi kita, tapi Alhamdulillah enggak ada yang rusak pas gempa kedua,” katanya.
Trauma itu masih membekas, terutama karena posisi dapur yang selama ini menjadi pusat aktivitas keluarga sekaligus tempat ia menyiapkan dagangan, kini luluh lantak tertimbun puing.
Usaha Terhenti
Sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus pedagang kecil, Oyat terbiasa bangun sebelum subuh untuk menyiapkan nasi uduk dagangannya. Namun sejak dapurnya ambruk, aktivitas itu terpaksa berhenti.
“Biasanya jam 3 pagi sudah mulai masak buat jualan. Tapi sekarang enggak bisa, soalnya peralatan banyak yang hancur tertimpa puing. Jadi sementara berhenti dulu,” ungkapnya dengan nada sedih.
Pendapatan dari nasi uduk selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Kehilangan itu membuat Oyat kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ya bingung sekarang, biasanya uang jualan buat belanja harian. Kalau enggak jualan, enggak ada pemasukan,” keluhnya.
Bantuan Mulai Berdatangan
Meski diterpa kesulitan, Oyat mengaku sedikit lega karena perhatian dari pemerintah desa dan BPBD Karawang cukup cepat. Petugas langsung datang ke lokasi melakukan pendataan dan memberikan bantuan logistik.
“Alhamdulillah sudah ada yang datang, dari Desa juga BPBD. Udah dikasih bantuan sembako juga,” jelasnya.
Bagi Oyat, bantuan tersebut sangat berarti di tengah kondisi sulit. Meski begitu, ia berharap ada uluran tangan lebih lanjut agar bisa kembali bangkit berjualan.
Harapan Pasca Bencana
Kisah Oyat hanyalah satu dari sekian banyak potret warga kecil yang terdampak bencana alam. Dapur yang ambruk bukan hanya sekadar kerusakan bangunan, melainkan hilangnya ruang kehidupan dan sumber penghidupan keluarga.
“Yang penting keluarga selamat. InsyaAllah kalau ada rezeki, nanti bisa bangun lagi. Saya ingin cepat bisa jualan lagi supaya bisa memenuhi kebutuhan anak-anak,” pungkasnya penuh harap. (Dedi Cahyadi)