
Oplus_0
Garut,Medialibas.com – Mimpi tak pernah mengenal batas usia. Di usia yang masih belia, seorang bocah bernama Febian Muhammad Sakil, putra kecil dari pasangan keluarga sederhana di Kampung Pamoyanan RT 06 RW 01, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat sudah memiliki cita-cita yang tegas: ingin menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Meskipun baru berusia tiga tahun, Febian tumbuh dengan semangat yang tidak biasa. Polahnya sering membuat orang-orang tersenyum sekaligus kagum. Setiap kali melihat prajurit TNI, baik di televisi maupun ketika berpapasan di jalan, matanya selalu berbinar penuh semangat. Tak jarang ia menirukan sikap tegap, berdiri lurus, memberi hormat, bahkan berbaris kecil layaknya seorang tentara.
Dengan suara polos yang penuh keyakinan, ia berkata lantang, “Saya mau jadi tentara. Tentara itu kuat dan melindungi banyak orang.” Kalimat sederhana itu membuat siapa pun yang mendengarnya terharu, seolah dari mulut kecilnya lahir sebuah tekad besar yang tak main-main.
Sosok Ibu di Balik Cita-Cita
Cita-cita Febian tidak lahir begitu saja. Di balik semangat kecilnya, ada dukungan besar dari ibunya, Fauziah Kustina, seorang perempuan muda berusia 25 tahun. Bagi Fauziah, ucapan anaknya adalah doa dan harapan yang tak boleh dianggap main-main. Ia yakin bahwa sejak dini, tugas orang tua adalah mengarahkan serta mendoakan agar impian anak bisa tumbuh menjadi kenyataan.
“Sejak kecil, Sakil memang aktif, punya rasa ingin tahu besar, dan suka menirukan hal-hal yang ia lihat. Saat dia bilang ingin jadi tentara, saya percaya itu bukan sekadar ucapan polos. Saya tentu mendukung penuh, karena setiap cita-cita anak adalah doa yang harus dijaga,” tutur Fauziah saat ditemui, Sabtu (23/08/2025).
Fauziah bercerita, Febian kerap memperlihatkan perilaku yang identik dengan dunia militer. Dari berdiri tegap, memberi hormat, hingga berlari kecil seperti sedang latihan baris-berbaris, semuanya ia lakukan dengan serius.
“Kadang lucu melihatnya, tapi di sisi lain saya juga bangga, karena dia punya semangat luar biasa,” tambahnya sambil tersenyum haru.
Harapan dan Doa Seorang Ibu
Fauziah menyadari bahwa jalan menuju cita-cita anaknya tidaklah mudah. Menjadi prajurit TNI tentu membutuhkan fisik yang tangguh, mental kuat, serta disiplin tinggi. Namun, ia bertekad untuk menanamkan nilai-nilai itu sejak dini.
“Bagi saya, yang terpenting adalah Sakil rajin belajar, disiplin, dan tidak mudah menyerah. Tentara itu bukan hanya soal otot, tapi juga soal hati dan mental. Saya akan berusaha keras mendidik dan membimbingnya, supaya kelak dia tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan,” jelasnya.
Ia pun menambahkan, bahwa doa adalah senjata utama seorang ibu. “Saya percaya, dengan doa, usaha, dan semangat yang dimiliki Sakil, impiannya suatu hari bisa terwujud. Yang penting kami sebagai keluarga selalu mendukung dan tidak pernah mengecilkan cita-citanya,” ucapnya penuh keyakinan.
Inspirasi bagi Keluarga Muda
Kisah sederhana Febian dan ibunya menjadi inspirasi bagi banyak keluarga muda di Garut. Bahwa sekecil apa pun cita-cita seorang anak, dukungan orang tua akan menjadi pondasi kuat dalam mewujudkannya.
“Mudah-mudahan Sakil selalu sehat, tumbuh dengan keberanian, dan rajin belajar. Kalau dia sungguh-sungguh, saya yakin suatu hari nanti cita-citanya untuk menjadi tentara bisa tercapai,” pungkas Fauziah dengan mata berkaca-kaca.
Mimpi Besar dari Sosok Kecil
Di balik tubuh mungilnya, Febian Muhammad Sakil menyimpan mimpi besar. Ia ingin menjadi prajurit yang tangguh, melindungi bangsa, dan membanggakan keluarganya. Sementara itu, kasih sayang dan doa ibunya akan selalu menjadi pijakan kuat dalam setiap langkah kecilnya.
Kisah ini mengajarkan bahwa cita-cita tidak pernah mengenal usia. Bahkan dari seorang anak berusia tiga tahun, kita bisa belajar tentang keteguhan hati, keyakinan, dan betapa pentingnya dukungan orang tua dalam menumbuhkan harapan.
Febian adalah bukti bahwa mimpi, sekecil apa pun, jika dijaga dengan cinta, bisa menjadi jalan besar menuju masa depan yang gemilang. (A1)