
Oplus_131072
Jakarta,Medialibas.com – Nama Akhmad Munir kian menguat menjelang Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025. Wartawan yang mengawali karier dari daerah ini kini resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat periode 2025-2030. Kehadirannya dianggap sebagai momentum penting untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan yang sempat mengguncang organisasi wartawan tertua di Indonesia itu.
Resmi Daftar, Didampingi Dua Tokoh Besar
Pada Jumat kemarin (22/08/2025), Munir datang ke Sekretariat Panitia Kongres PWI untuk menyerahkan formulir pendaftaran. Ia tidak datang sendirian, melainkan didampingi dua tokoh sentral: Atal S Depari, Ketua Umum PWI periode 2018-2023, dan Zulmansyah Sekedang, Ketua PWI versi KLB 2024.
Kehadiran kedua tokoh ini menjadi simbol penting. Pasalnya, Atal dan Zulmansyah sebelumnya sempat berada di kubu yang berseberangan. Kini, keduanya bersatu mendukung Munir sebagai calon pemersatu. Momen ini memunculkan harapan baru bahwa Kongres PWI 2025 bisa melahirkan rekonsiliasi besar-besaran.
Dari Daerah untuk PWI
Munir bukan figur yang tiba-tiba muncul di panggung nasional. Ia mengawali perjalanan jurnalistiknya pada 1991 di daerah. Berbagai pengalaman di lapangan, mulai dari dinamika media lokal hingga kerja-kerja jurnalistik tingkat nasional, membentuknya menjadi sosok yang matang.
“Darah saya PWI. Sejak awal jadi wartawan, saya tumbuh bersama PWI di daerah. Kini saya ingin mengembalikan marwah organisasi ini, sekaligus memastikan daerah mendapat perhatian lebih besar,” ujar Munir saat diwawancarai Medilibas.com melalui sambungan Whatsapp miliknya.Sabtu,(23/08/2025).
Pengalaman panjang dari bawah hingga kini memimpin LKBN Antara membuat Munir dinilai memahami kebutuhan organisasi, baik di pusat maupun di daerah. Tak heran bila dukungan dari pengurus provinsi pun mulai mengalir deras.
Dukungan Penuh dari Dua Kubu
Atal S Depari menegaskan bahwa PWI membutuhkan figur pemersatu. “Saya melihat Munir punya kapasitas, integritas, dan pengalaman. Ia bisa membawa PWI kembali solid, merangkul semua pihak, dan memperkuat peran organisasi di tengah perubahan media,” kata Atal.
Hal senada disampaikan Zulmansyah Sekedang. Menurutnya, konflik internal harus diakhiri agar PWI tidak terus kehilangan wibawa. “Sudah waktunya kita menatap ke depan. Saya percaya Munir bisa mengembalikan kehormatan organisasi ini,” tegasnya.
Kompaknya dukungan dari dua tokoh yang sebelumnya berbeda kubu mempertegas posisi Munir sebagai kandidat kuat dan figur pemersatu.
Agenda Besar Munir
Dalam visi-misinya, Munir memprioritaskan tiga agenda utama: konsolidasi, profesionalitas, dan digitalisasi.
Konsolidasi Organisasi
Munir menilai penting untuk menyatukan kembali PWI di tingkat daerah yang sempat terbelah akibat dualisme. Konsolidasi dianggap sebagai fondasi awal sebelum melangkah lebih jauh.
Profesionalitas Wartawan
Peningkatan kualitas wartawan menjadi prioritas dengan memperbanyak Uji Kompetensi Wartawan (UKW), menggelar pelatihan berjenjang, hingga memperkuat media lokal.
Digitalisasi dan Adaptasi Teknologi
Munir mendorong PWI untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia menekankan pentingnya literasi digital dan penguatan jurnalisme berbasis kecerdasan buatan (AI) agar PWI tidak tertinggal di tengah era transformasi digital.
Kongres 2025, Momentum Penentuan Arah
Kongres PWI 2025 akan digelar pada 29-30 Agustus di BPPTIK Komdigi, Cikarang, Bekasi. Agenda ini bukan sekadar memilih ketua umum, tetapi juga menentukan arah perjalanan PWI ke depan. Dukungan mayoritas provinsi yang sudah mengalir kepada Munir mencerminkan harapan besar untuk menutup babak konflik dan membuka lembaran baru organisasi.
Jika terpilih, Munir akan menghadapi tantangan berat: merajut kembali kepercayaan anggota, memperkuat kemandirian organisasi, hingga menjaga relevansi PWI di tengah lanskap media yang berubah cepat.
Harapan Baru untuk PWI
Munir menegaskan, pencalonannya bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan bentuk pengabdian. “Bismillah, saya maju untuk menyatukan kembali PWI, melakukan rekonsiliasi, dan memperkuat organisasi ini agar lebih kokoh menghadapi tantangan zaman,” ucapnya.
Dari wartawan daerah hingga kini menjadi calon Ketua Umum PWI Pusat, perjalanan Akhmad Munir mencerminkan sosok pekerja keras yang ditempa dari bawah. Baginya, PWI bukan sekadar organisasi, melainkan rumah besar bagi insan pers.
Jika Kongres 2025 menjadi titik balik, Munir berpotensi menjadi figur yang memimpin PWI memasuki era baru: era persatuan, profesionalitas, dan modernisasi. (DK)