
Garut,Medialibas.com – Profesi jurnalis kembali menjadi sorotan setelah berbagai kasus pelecehan dan intimidasi terhadap wartawan muncul di sejumlah daerah. Menanggapi fenomena itu, jurnalis asal dari Garut bagian selatan Wawan Sutiawan, angkat bicara dengan nada keras.
Sementara dirinya menegaskan bahwa profesi jurnalis sangat berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga jangan pernah diremehkan, dilecehkan, apalagi dihina.
“Jurnalis bukan musuh siapa pun. Kami hadir untuk menyuarakan kebenaran dan kepentingan rakyat. Maka sungguh keterlaluan jika masih ada pihak yang meremehkan profesi ini,” ujar Wawan. Minggu,(24/08/2025).
Potret Nyata Pelecehan Terhadap Jurnalis
Dalam catatan organisasi pers, kasus kekerasan dan pelecehan terhadap wartawan masih kerap terjadi. Wartawan yang mengungkap kasus korupsi di daerah kerap diintimidasi, bahkan tidak jarang mendapat teror. Beberapa ada yang dihalangi saat meliput, dirampas alat kerjanya, hingga dilaporkan balik dengan pasal karet.
Di Kabupaten Garut sendiri, beberapa bulan terakhir tercatat sejumlah wartawan di lapangan mendapatkan perlakuan tidak pantas ketika mencoba melakukan peliputan, terutama saat menyangkut isu-isu sensitif seperti proyek pembangunan, dana desa, atau dugaan penyalahgunaan anggaran.
Di sisi lain, alih-alih dilayani dengan terbuka, mereka justru ditolak, dihina, atau bahkan diusir di aniaya secara kasar.
“Kejadian-kejadian seperti itu adalah bukti nyata bahwa profesi jurnalis sering dilecehkan. Padahal apa yang kami lakukan bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk membuka tabir kebenaran agar publik tidak dibodohi,” tegas Wawan.
Risiko Tinggi, Penghargaan Rendah
Wawan menambahkan, kerja jurnalis penuh resiko. Wartawan sering turun ke medan bencana, konflik sosial, hingga kasus hukum yang pelik. Namun, di balik itu, penghargaan terhadap profesi ini masih rendah.
“Kami rela berada di garis depan ketika orang lain memilih diam. Saat orang-orang berlindung, justru wartawan yang maju. Ironisnya, ketika berita sudah tersaji, masih ada saja yang melecehkan kerja-kerja jurnalistik dengan hinaan atau bahkan ancaman,” paparnya.
Pilar Demokrasi yang Tak Boleh Diremehkan
Menurut Wawan, peran pers sebagai pilar keempat demokrasi seharusnya menjadi alasan kuat bagi semua pihak untuk lebih menghormati wartawan. Informasi yang disajikan jurnalis adalah hak publik. Jika pers dibungkam atau dilecehkan, maka hak masyarakat untuk tahu juga ikut terampas.
“Profesi jurnalis sangat begitu berarti. Jangan pernah lecehkan dan hina kami, karena di balik setiap berita yang Anda baca, ada keberanian, ada pengorbanan, dan ada idealisme. Jika pers dilecehkan, maka demokrasi sedang berada di ujung tanduk,” ujarnya tegas.
Seruan untuk Menghormati Jurnalis
Wawan menyerukan kepada pemerintah, aparat, pejabat publik, maupun masyarakat luas, agar lebih menghormati profesi jurnalis. Kritik dalam pemberitaan, kata dia, adalah bentuk kepedulian, bukan kebencian.
“Jurnalis itu mitra rakyat dan mitra bangsa. Hormati kami, jangan remehkan. Karena setiap kata yang kami tulis, sesungguhnya adalah suara masyarakat yang ingin didengar,” pungkasnya. (DK)