
Karawang,Medilibas.com – Perum Jasa Tirta II (PJT II) memperingati 58 tahun kiprahnya dengan langkah monumental yang sarat makna lingkungan dan sosial. Melalui kegiatan bertajuk “Eco Challenge Nusantara”, PJT II menggelar penanaman pohon serentak di enam wilayah kerja pada Rabu (20/08/2025).
Tak kurang dari 1.145 pohon ditanam sebagai simbol komitmen keberlanjutan sekaligus hadiah hijau bagi generasi mendatang.
Kegiatan ini tersebar di enam lokasi strategis PJT II: Unit Wilayah I Bekasi (Bendung Lemah Abang), Unit Wilayah II Karawang (Bendung Walahar), Unit Wilayah III Subang (Saluran Induk Bugis), Unit Wilayah V Cirebon (Halaman Kantor), Unit Wilayah VI Serang (Belakang Kantor), dan Unit Wilayah VII Lampung (Bendung Argoguruh).
Sementara,jenis pohon yang dipilih pun bukan sembarangan, meliputi pohon keras seperti Jabon, Mahoni, dan Tabebuya, serta pohon buah seperti Nangka, Mangga, dan Durian yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Momentum 100 Tahun Bendung Walahar
Khusus di Bendung Walahar, Karawang, kegiatan ini memiliki makna lebih dalam. Lokasi bersejarah itu dipilih sebagai pusat peringatan bukan hanya karena keberadaannya yang vital, tetapi juga karena tahun ini genap 100 tahun Bendung Walahar berdiri. Infrastruktur air yang dibangun pada era kolonial Belanda itu hingga kini masih memainkan peran penting dalam mengairi ribuan hektare sawah di Karawang dan sekitarnya.
Direktur Utama PJT II, Imam Santoso, menyampaikan bahwa penanaman pohon di sekitar bendung adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang pengelolaan air di Indonesia.
“Momentum ini istimewa karena menghubungkan perjalanan panjang PJT II dengan masa depan keberlanjutan. Pohon yang ditanam akan menjaga kualitas air, mengurangi sedimentasi, mencegah erosi, sekaligus memastikan bendung tetap tangguh dalam melayani kebutuhan masyarakat,” ujarnya, saat diwawancarai Medialibas.com Selasa,(26/08/2025).
Imam menegaskan, penanaman pohon bukan hanya kegiatan simbolis, melainkan investasi jangka panjang. Dengan 752 pohon ditanam di kawasan Bendung Walahar, ia berharap lingkungan sekitar bendung semakin lestari, sekaligus memberi manfaat langsung bagi pertanian, ketahanan pangan, dan ekosistem.
Air dan Pohon:
Dua Unsur Tak Terpisahkan
Dalam kesempatan itu, Imam mengingatkan bahwa air dan pohon adalah dua elemen kehidupan yang tak bisa dipisahkan. Air mengalir membawa kehidupan, sementara pohon menyerap air, menyaring udara, dan menjaga ekosistem agar tetap seimbang.
“Kami ingin memastikan bahwa seiring perjalanan panjang PJT II dan Bendung Walahar, manfaat yang dihasilkan bukan hanya infrastruktur air, tetapi juga lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur air tidak boleh berdiri sendiri, melainkan harus berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan. Kehadiran pohon-pohon di sekitar bendung diyakini dapat meningkatkan ketahanan ekosistem, mencegah bencana, sekaligus menciptakan ruang hijau yang memberi nilai tambah sosial dan ekonomi.
Manfaat Ekologis dan Sosial
Pohon yang ditanam bukan hanya sekadar penghijauan, melainkan sarana multifungsi. Akar pohon memperkuat tanah dan mencegah longsor, daunnya menghasilkan oksigen yang menyehatkan udara, sementara buahnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Ruang hijau yang tercipta juga akan memperindah kawasan, menjadi tempat rekreasi, serta wadah edukasi lingkungan bagi generasi muda,” tutur Imam.
Penanaman pohon ini sekaligus mendukung Asta Cita Pemerintah yang menekankan pentingnya ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan. Sebagai BUMN yang bergerak dalam pengelolaan sumber daya air, PJT II berupaya menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional.
Warisan Hijau untuk Masa Depan
PJT II percaya bahwa pohon-pohon yang tumbuh hari ini adalah warisan hijau yang manfaatnya akan mengalir terus-menerus layaknya air yang dikelola bendung.
“Dengan pohon yang kita tanam, kita sedang membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih baik. Ini adalah persembahan kami untuk masyarakat, bangsa, dan bumi,” pungkas Imam.
Dengan semangat keberlanjutan, penanaman 1.145 pohon serentak ini menjadi simbol keterhubungan antara infrastruktur, ekosistem, dan masyarakat. Bagi PJT II, 58 tahun kiprah bukan sekadar perjalanan panjang, melainkan tonggak untuk terus melahirkan karya nyata yang membawa manfaat lintas generasi. Dedi Cahyadi)