
Cianjur,Medilibas.com – Potret memilukan datang dari Kampung Pasir Peso, RT 02/04, Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Seorang pria paruh baya bernama Karna (57) harus menjalani kehidupan yang penuh keterbatasan.
Sementara, diaa tidak hanya ditinggalkan istri tercinta yang lebih dulu berpulang, tetapi juga dihantam musibah alam yang merusak tempat tinggalnya. Kini, Karna hidup sebatang kara di rumah yang nyaris roboh, ditemani sakit yang melemahkan tubuhnya.
Hidup di Tengah Kesakitan
Sehari-hari, Karna hanya bisa terbaring lemah di lantai rumahnya yang beralaskan tikar tipis. Kondisinya sangat memprihatinkan. Penyakit yang ia derita membuatnya hampir tak sanggup bergerak, bahkan untuk sekadar menyiapkan makanan. Namun, demi bertahan hidup, ia masih berusaha memasak dengan tungku kayu seadanya.
“Setiap hari Karna hanya berbaring. Untuk makan pun harus memaksakan diri memasak sendiri. Sangat menyedihkan,” ungkap Kepala Desa Cibadak, Elan Hermawan, saat mengunjungi kediaman Karna pada Selasa (26/08/2025).
Rumah Rusak Diterjang Puting Beliung
Kesulitan Karna semakin bertambah setelah bencana angin puting beliung menghantam wilayahnya. Rumah sederhana yang menjadi satu-satunya tempat berteduh kini rusak berat. Atap dan dinding rumah terlihat rapuh, seakan tak lagi layak huni. Namun, tidak ada pilihan lain bagi Karna selain tetap tinggal di rumah itu.
“Rumahnya sudah rusak berat. Bahkan kalau dilihat dari dalam, kondisinya sangat membahayakan. Tapi di situlah ia tinggal seorang diri,” tutur Elan dengan nada prihatin.
Bantuan yang Masih Terbatas
Dalam kunjungan tersebut, Elan bersama perangkat desa membawa sedikit bantuan berupa beras dan bahan makanan. Meski begitu, ia menyadari bahwa bantuan itu hanyalah langkah kecil yang tidak akan cukup untuk menyelesaikan persoalan hidup Karna.
“Saya melihat langsung bagaimana sulitnya kondisi beliau. Masaknya masih pakai tungku kayu. Insyaallah kami akan upayakan bantuan untuk kebutuhan hariannya, tapi tentu ini perlu perhatian lebih dari pemerintah daerah bahkan provinsi,” ujarnya.
Potret Kemiskinan di Pedesaan
Menurut Elan, kisah Karna hanyalah satu dari sekian banyak kisah warga Desa Cibadak yang masih hidup dalam keterbatasan. Ada banyak rumah lain yang kondisinya tidak layak huni, dan banyak keluarga yang hidup di garis kemiskinan.
“Tidak hanya rumah Karna saja. Masih ada warga lain yang kondisinya bahkan lebih parah. Ini menjadi PR besar bagi kami, terutama dalam mendorong agar program bantuan benar-benar tepat sasaran,” ungkapnya.
Harapan untuk Uluran Tangan Pemerintah
Elan berharap, dengan adanya perhatian media dan publik, pemerintah daerah hingga provinsi bisa segera turun tangan. Karna tidak hanya membutuhkan bantuan pangan, tetapi juga perbaikan rumah dan akses layanan kesehatan yang lebih baik.
“Kami berharap ada intervensi dari pemerintah di level kabupaten maupun provinsi. Karna butuh rumah yang layak dan pengobatan agar bisa hidup lebih baik di sisa usianya,” pungkasnya.
Kini, di tengah rumah yang nyaris roboh dan tubuh yang terus melemah, Karna menjalani hari-harinya dalam kesunyian. Hidupnya adalah cermin nyata betapa masih banyak warga pelosok yang belum tersentuh sepenuhnya oleh program kesejahteraan. (Risna Nuraeni)