
GARUT, Medialibas.com – Sebuah peristiwa memalukan terjadi di Kabupaten Garut. Bupati Garut secara terang-terangan salah membaca teks Pancasila saat menghadapi massa aksi di halaman kantor pemerintah daerah. Kejadian itu sontak menuai sorakan, gelak tawa sinis, bahkan kemarahan dari sejumlah peserta aksi yang hadir.
Insiden ini dianggap bukan sekadar kelalaian teknis, tetapi juga cermin dari lemahnya keteladanan pemimpin daerah dalam menghargai dasar negara yang menjadi fondasi Republik Indonesia.
“Bagaimana mungkin seorang bupati, pejabat publik yang digaji oleh rakyat, tidak bisa mengucapkan Pancasila dengan benar? Padahal Pancasila itu seharusnya sudah mendarah daging,” ujar salah seorang orator aksi dengan nada kecewa.
Para demonstran yang awalnya datang untuk menyampaikan tuntutan soal kebijakan publik, justru semakin geram setelah mendengar langsung kesalahan fatal itu. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai penghinaan terhadap ideologi bangsa.
Menurut para pengamat, kesalahan membaca Pancasila di ruang publik—terlebih di hadapan massa—tidak bisa dianggap enteng. Pasal 35 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang wajib dijunjung tinggi dan dimuliakan oleh seluruh warga negara, terlebih lagi pejabat negara.
“Ini bukan sekadar salah baca, tapi indikasi lemahnya integritas. Kalau dasar negara saja tidak dihayati, bagaimana mungkin kebijakan yang lahir bisa berpihak pada rakyat?” kata Endang Bustomi, tokoh masyarakat Garut, dengan nada getir.
Massa aksi kemudian mendesak agar Bupati Garut menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Indonesia, bukan hanya kepada warga Garut. Mereka menilai, kejadian ini menodai wibawa institusi pemerintahan dan mencederai rasa kebangsaan.
Peristiwa ini kini ramai diperbincangkan, baik di media sosial maupun di ruang-ruang publik, dengan nada yang sama: keprihatinan atas lunturnya keteladanan pejabat negara.(AA)