
Oplus_131072
Garut,Medialibas.com – Keindahan Pantai Sayang Heulang di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali tercoreng oleh buruknya akses jalan menuju lokasi wisata tersebut. Kondisi jalan berlubang, tergenang air, bahkan menyerupai kubangan saat hujan, kerap menjadi keluhan utama para wisatawan.
Padahal, setiap pengunjung dikenai retribusi masuk sebesar Rp10.000 hingga Rp15.000 per orang. Namun, dana yang terkumpul tidak sebanding dengan perbaikan infrastruktur. Hal ini memicu tanda tanya besar dari warga: ke mana larinya uang retribusi yang setiap bulan mencapai angka fantastis?
Jalan Rusak Jadi “Kubangan Raksasa”
Pantai Sayang Heulang yang dikenal memiliki panorama laut selatan nan indah, justru menyisakan pengalaman pahit sebelum sampai ke bibir pantai. Lubang-lubang besar dan genangan air menjadi rintangan utama bagi wisatawan. Tak jarang kendaraan mogok, bahkan motor terjebak di tengah jalan.
“Kalau musim hujan, mobil bisa slip. Motor lebih parah lagi. Wisatawan sering kesal duluan sebelum menikmati pantai. Kondisi ini memalukan,” ujar seorang pedagang warung setempat, Sabtu (04/10/2025).
Retribusi Dipungut, Jalan Tetap Rusak
Warga menilai, pungutan retribusi yang setiap akhir pekan bisa mengumpulkan ratusan juta rupiah seharusnya mampu dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur. Sayangnya, hingga kini jalan menuju objek wisata tersebut tetap rusak parah.
“Kalau PAD dari Sayang Heulang besar tapi jalan dibiarkan, ini pertanyaan besar untuk Pemkab Garut. Jangan sampai retribusi hanya jadi pungutan tanpa hasil,” tegas salah seorang tokoh masyarakat.
Ekonomi Masyarakat Ikut Terpuruk
Kerusakan jalan tidak hanya memukul kenyamanan wisatawan, tetapi juga menghantam perekonomian warga. Pedagang, pengelola homestay, hingga pelaku jasa wisata mengaku merugi karena banyak wisatawan enggan kembali akibat buruknya akses jalan.
“Wisatawan itu cari kenyamanan. Kalau aksesnya begini, mereka malas balik lagi. Kami masyarakat kecil yang paling rugi,” keluh seorang pengelola homestay di kawasan Pameungpeuk.
Desakan Transparansi dan Aksi Nyata
Kini, warga mendesak Pemkab Garut dan Dinas Pariwisata untuk membuka laporan keuangan retribusi secara transparan. Mereka menuntut kejelasan soal jumlah pemasukan dan realisasi anggaran.
“Kalau PAD besar tapi jalan tetap rusak, jelas ada yang salah. Kami butuh bukti nyata, bukan janji,” ujar salah seorang warga.
Pariwisata Garut Selatan Terancam
Pengamat pariwisata menilai, buruknya akses ke destinasi unggulan seperti Pantai Sayang Heulang bisa berdampak serius bagi citra pariwisata Garut Selatan. Jika terus dibiarkan, wisatawan bisa beralih ke daerah lain yang lebih ramah infrastruktur.
“Wisata bukan hanya jual pemandangan indah, tapi juga kenyamanan dan pelayanan. Kalau akses saja dibiarkan rusak, sama saja membunuh pariwisata perlahan,” tegas seorang pemerhati pariwisata lokal.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan masyarakat.
Publik kini menunggu langkah nyata, agar jalan menuju Pantai Sayang Heulang tidak lagi jadi kubangan abadi, melainkan benar-benar menjadi pintu gerbang wisata andalan Garut Selatan. (A1)