
Garut,Medialibas.com – Suasana duka mendalam menyelimuti keluarga besar Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS), setelah kabar wafatnya salah satu Kordinator Wilayah (Korwil) terbaiknya, Dadang Abrag, yang bertugas di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kepergian almarhum membawa kesedihan mendalam bagi seluruh jajaran organisasi, terutama Ketua Umum LIBAS, Tedi Sutardi, yang menyampaikan ungkapan belasungkawa secara terbuka pada Kamis (09/10/2025).
Dalam pernyataannya, Tedi Sutardi menuturkan bahwa almarhum Dadang Abrag dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi terhadap organisasi dan memiliki kepedulian sosial yang kuat terhadap masyarakat.
“Atas nama pribadi dan seluruh jajaran pengurus Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS), kami menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya saudara kami, almarhum Dadang Abrag. Beliau adalah bagian penting dari perjalanan organisasi ini. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk almarhum dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan,” ujar Tedi dengan nada haru.
Sosok yang Setia dan Penuh Pengabdian
Almarhum Dadang Abrag bukan hanya dikenal sebagai Kordinator wilayah, melainkan juga sebagai sosok yang tulus dan rendah hati. Selama aktif di LIBAS, ia selalu menjadi panutan bagi anggota lain dalam menjalankan setiap kegiatan sosial, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Menurut Tedi, semangat almarhum dalam menggerakkan kegiatan sosial dan lingkungan menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai kemanusiaan dapat hidup di tengah masyarakat.
“Beliau memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi, sering turun langsung ke lapangan, membantu masyarakat tanpa pamrih, dan selalu menjadi yang terdepan dalam setiap kegiatan sosial. Kepergiannya tentu meninggalkan duka dan kehilangan yang mendalam bagi kami semua,” tambah Tedi.
Kehilangan Besar bagi Organisasi
LIBAS, sebagai organisasi sosial yang dikenal aktif dalam kegiatan kemanusiaan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat, menganggap kepergian Dadang Abrag sebagai kehilangan besar yang sulit tergantikan.
Selama ini, almarhum juga dikenal dekat dengan masyarakat di wilayah Malangbong. Ia menjadi penghubung antara aspirasi warga dengan program-program LIBAS di tingkat pusat, memastikan setiap kegiatan berjalan lancar dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat.
“Keberadaan almarhum sangat berpengaruh. Ia mampu menjaga kepercayaan warga, menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak, dan membawa semangat positif bagi seluruh anggota. Kami merasa kehilangan figur pekerja sosial sejati,” ungkap salah satu pengurus LIBAS Kabupaten Garut yang turut hadir mendampingi Ketua dalam menyampaikan belasungkawa.
Solidaritas LIBAS untuk Keluarga Almarhum
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, jajaran pengurus LIBAS berencana untuk hadir langsung ke rumah duka di wilayah Malangbong. Tedi Sutardi menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud solidaritas dan kebersamaan antaranggota yang selama ini menjadi prinsip dasar organisasi.
“Kami akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Karena bagi kami, LIBAS bukan sekadar wadah organisasi, tetapi juga keluarga besar yang selalu bersama dalam suka maupun duka,” tegas Tedi Sutardi.
Selain itu, Tedi juga menyampaikan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan langkah lanjutan untuk mengenang jasa almarhum. Bentuk penghormatan tersebut bisa berupa pemberian penghargaan atau kegiatan sosial atas nama almarhum Dadang Abrag sebagai simbol pengabdian dan dedikasi.
Doa dan Harapan
Di akhir pernyataannya, Tedi mengajak seluruh anggota LIBAS di berbagai wilayah untuk mendoakan almarhum. Ia berharap semangat pengabdian yang diwariskan oleh Dadang Abrag bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di tubuh organisasi maupun masyarakat luas.
“Kami kehilangan sosok yang tidak hanya bekerja dengan hati, tetapi juga memberi contoh bahwa berbuat baik untuk sesama adalah panggilan nurani. Semoga semangat beliau terus hidup dalam setiap langkah perjuangan kami,” tutup Tedi dengan penuh harap.
Kepergian Dadang Abrag meninggalkan kenangan yang mendalam bagi banyak pihak. Tak hanya di kalangan pengurus LIBAS, tetapi juga di tengah masyarakat yang pernah merasakan dampak positif dari kiprah dan dedikasinya. Bagi mereka, almarhum bukan sekadar anggota organisasi ia adalah simbol ketulusan dan pengabdian tanpa batas. (A1)