![]()
Garut,Medialibas.com – Kabupaten Garut akhir pekan ini menjadi saksi lautan manusia yang luar biasa semuanya bernama Asep. Ribuan Asep dari berbagai penjuru nusantara, bahkan mancanegara, tumpah ruah di Art Centre Kabupaten Garut dalam gelaran akbar bertajuk “Kontribusep”, yang diinisiasi oleh Paguyuban Asep Dunia (PAD) pada 25–26 Oktober 2025.
Di bawah semboyan besar “Ti Asep ku Asep keur Indonesia”, acara ini menjadi bukti nyata bahwa kesamaan nama bisa menjelma menjadi kekuatan sosial yang menginspirasi bangsa.
Dari Nama Jadi Gerakan
Paguyuban Asep Dunia (PAD) lahir dari gagasan sederhana namun bernilai tinggi: menyatukan semangat kebersamaan lewat satu nama.
Didirikan di Jakarta pada 1 Agustus 2010 oleh lima sosok penggagas Asep Iwan Gunawan, Asep Kambali, Asep Bambang Fauzi, Asep RS, dan Asep Dudi paguyuban ini awalnya bernama Paguyuban Asep (PA).
Lima tahun kemudian, dalam Konferensi Asep Asep (KAA) di Bandung, nama itu berubah menjadi Paguyuban Asep Dunia, melambangkan komitmen baru untuk menebar manfaat lintas wilayah bahkan lintas negara.
Kini, PAD bukan sekadar wadah silaturahmi, tetapi telah menjelma menjadi gerakan sosial yang menebarkan nilai kekeluargaan, gotong royong, dan kepedulian sosial di berbagai lini kehidupan.
“Kontribusep”: Aksi Nyata dari Asep untuk Negeri
Presiden Paguyuban Asep Dunia periode 2025–2030, Asep Jaelani, M.Pd., menegaskan bahwa “Kontribusep” bukanlah sekadar ajang kumpul-kumpul, melainkan wujud konkret kontribusi nyata.
“Kami ingin menunjukkan bahwa para Asep bukan hanya bersatu karena nama, tetapi karena semangat untuk berbuat dan berbagi. Dari Asep untuk Indonesia, itulah semangat kami,”ujar Asep Jaelani di hadapan ribuan peserta yang memadati arena. Sabtu, (25/10/2025).
Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada DPD PAD Kabupaten Garut sebagai tuan rumah, serta seluruh pengurus, donatur, dan mitra yang bahu-membahu menyukseskan acara besar ini.
Empat Pilar Gerakan: Landasan Kuat PAD
Kontribusep 2025 dirancang berlandaskan empat pilar utama Paguyuban Asep Dunia: Agama, Sosial Budaya, Ekonomi, dan Pendidikan.
Pilar Agama
Kegiatan Parade Dai Asep menghadirkan para pendakwah bernama Asep yang menyampaikan pesan moral dan spiritual.
Tak lupa, PAD menyalurkan santunan sosial kepada masyarakat kurang mampu sebagai wujud rasa syukur dan kepedulian.
Pilar Sosial Budaya
PAD menghadirkan layanan publik gratis, seperti pengecekan kesehatan dan pencetakan KTP, yang disambut antusias warga.
Pada sisi budaya, Pagelaran Seni Sunda, Pencak Silat Keliling, hingga Wayang Golek Ki Asep Amas sukses menghidupkan kembali semangat cinta tradisi lokal.
Pilar Ekonomi
Tak hanya semarak hiburan, PAD juga membuka bazar UMKM binaan anggota, memamerkan produk-produk lokal unggulan khas Garut.
Suasana makin meriah dengan Jalan Sehat berhadiah domba Garut dan Senam Zumba bersama Zin Novimega yang menyatukan tawa dan energi ribuan peserta.
Pilar Pendidikan
Lewat Lomba Mewarnai Anak, PAD menanamkan nilai kreativitas dan semangat belajar kepada generasi muda sejak dini.
Gotong Royong Asep Menjadi Teladan Nasional
Ketua Pelaksana Asep Rivan menyebut keberhasilan acara ini adalah hasil gotong royong para Asep di seluruh Indonesia.
“Ribuan Asep hadir bukan hanya membawa nama, tapi juga membawa semangat kebersamaan. Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Garut dan para sponsor menjadi bukti bahwa kolaborasi masih hidup di negeri ini,” tuturnya penuh bangga.
Ia pun berharap kegiatan seperti Kontribusep bisa menjadi agenda tahunan nasional, dengan dampak ekonomi dan sosial positif bagi setiap daerah penyelenggara.
Garut Jadi Panggung Semangat “Ti Asep ku Asep keur Indonesia”
Selama dua hari, Art Centre Garut seakan menjadi rumah besar penuh kehangatan. Dari Bandung, Tasik, Jakarta, Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia, para Asep datang membawa satu misi: memberi arti lewat aksi.
“Sekecil apa pun kontribusinya, setiap Asep punya peran untuk bangsa ini,”
ujar Asep Jaelani, disambut tepuk tangan meriah.
Dari Garut untuk Indonesia
Kontribusep 2025 menjadi momentum bersejarah. Dari satu nama yang sama, lahir gerakan besar yang menebarkan inspirasi dan kepedulian sosial lintas batas.
Di hari itu, Garut bukan sekadar tuan rumah, tetapi menjadi saksi lahirnya semangat baru:
Dari Asep, oleh Asep, untuk Indonesia. (A1)
