![]()
Garut,Medialibas.com – Upaya menjaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Garut kembali mendapat dukungan penuh dari Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS). Melalui ketuanya, Tedi Sutardi, organisasi ini menegaskan.
“Komitmen kuat dalam mengawal dan memastikan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Keanekaragaman Hayati (Kehati) dilakukan secara serius, profesional, dan berkelanjutan,”ucapnya. Minggu, (09/11/2025).
Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk respons atas meningkatnya kebutuhan ruang hijau di Garut yang terus menghadapi tekanan pembangunan dan perubahan tata ruang.
Tedi Sutardi mengungkapkan bahwa RTH Kehati memiliki fungsi krusial dalam menjaga keseimbangan ekologis di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Keberadaan ruang hijau ini tidak hanya berperan sebagai area hijau yang menyegarkan, tetapi juga berfungsi sebagai kawasan konservasi tanaman endemik, ruang resapan air, penyerap karbon, serta habitat bagi berbagai satwa kecil.
Menurut Tedi, jika dikelola dengan tepat, RTH Kehati dapat menjadi benteng ekologis yang melindungi Garut dari degradasi lingkungan dan siap untuk menjadikan sebuah edukasi Lingkungan. Ia menegaskan bahwa LIBAS berkomitmen memberikan pendampingan dan pengawasan secara berkelanjutan terhadap pengelolaan RTH Kehati.
Libas menilai bahwa persoalan lingkungan tidak dapat diselesaikan hanya dengan penanaman massal atau kegiatan seremonial, tetapi harus melalui perencanaan matang dan pemeliharaan jangka panjang.
Oleh karena itu, LIBAS siap memberikan rekomendasi teknis terkait pemilihan tanaman lokal, pengaturan pola tanam, hingga metode pemeliharaan yang efektif agar tanaman dapat tumbuh optimal dan memberikan manfaat lingkungan yang maksimal.
Dalam pandangan Tedi, keberhasilan RTH Kehati sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah daerah, Dinas Lingkungan Hidup, komunitas lingkungan, serta masyarakat setempat. Ia menyoroti bahwa sejumlah program lingkungan sering kali tidak berlanjut akibat lemahnya koordinasi dan kurangnya pengawasan.
Sementara Libas menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat perlu untuk memperkuat kebijakan pengelolaan ruang terbuka hijau, termasuk alokasi anggaran yang memadai untuk pemeliharaan rutin, pengadaan bibit tanaman endemik, serta pembinaan untuk masyarakat sekitar kawasan.
Tedi juga menekankan pentingnya pengawasan ketat untuk mencegah alih fungsi lahan di kawasan yang sudah ditetapkan sebagai RTH Kehati. Ia menilai bahwa jika pengendalian ruang tidak dilakukan dengan tegas, keberadaan RTH Kehati akan terancam oleh aktivitas pembangunan yang tidak sesuai dengan kaidah lingkungan.
Di sisi lain,Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (Libas) siap menjadi mitra pengawas independen untuk memastikan bahwa ruang hijau yang sudah dibangun tidak berubah fungsi dan tetap menjadi kawasan konservasi yang memberi manfaat jangka panjang.
Selain fungsi ekologis, Tedi melihat RTH Kehati sebagai sarana edukasi yang sangat efektif bagi masyarakat, terutama generasi muda. Ruang hijau dapat digunakan untuk kegiatan belajar lapangan, pengenalan tanaman lokal, hingga kampanye peduli lingkungan. Ia berharap sekolah-sekolah, komunitas pemuda, dan masyarakat umum dapat memanfaatkan RTH Kehati sebagai media pembelajaran yang langsung menyentuh aspek lingkungan hidup.
Libas juga berencana memperluas peran masyarakat dengan melibatkan mereka dalam aksi-aksi nyata seperti gotong royong merawat tanaman, pembuatan kompos organik, dan pengurangan sampah melalui program bank sampah.
Dengan mengaktifkan peran masyarakat, Tedi meyakini bahwa keberlanjutan RTH Kehati bisa lebih terjaga karena adanya rasa memiliki yang tumbuh dari warga sekitar.
“RTH Kehati adalah aset ekologi jangka panjang. Jika kita kelola dengan benar, kawasan ini tidak hanya memperbaiki kualitas udara dan lingkungan, tetapi juga memberikan ruang hidup yang lebih sehat bagi masyarakat Garut. Ini adalah bentuk investasi lingkungan untuk generasi mendatang,” tegas Tedi.
Melalui komitmen yang terus diperkuat, LIBAS berharap Kabupaten Garut dapat menjadi daerah yang lebih hijau, nyaman, dan berkelanjutan. Organisasi ini optimistis bahwa dengan kerja sama lintas sektor dan partisipasi masyarakat yang aktif, Garut mampu menjadi contoh daerah yang berhasil membangun dan mengelola ruang terbuka hijau berbasis keanekaragaman hayati secara konsisten dan bertanggung jawab. (A1)
