![]()
Oleh: Ipung (Petualang Alam)

Garut, Medialibas.com — Alam Garut yang dulu dikenal subur, hijau, dan penuh kehidupan kini kian rapuh. Lereng-lereng gunung yang gundul, aliran sungai yang keruh, dan kawasan resapan yang berubah fungsi menjadi permukiman serta lahan industri menjadi potret nyata kerusakan yang terus merayap.
Ipung, seorang petualang alam yang telah menelusuri banyak kawasan hutan dan lereng di Kabupaten Garut, menegaskan bahwa satu-satunya cara agar Garut bebas dari ancaman bencana adalah dengan membangun sinergi dalam perbaikan lingkungan hidup.(13/11/2025)
“Ketika kita — setiap orang di Kabupaten Garut — belum sadar akan pentingnya memperbaiki lingkungan, maka bencana yang lebih besar hanya tinggal menunggu waktu,” tegas Ipung.
Ia mengingatkan bahwa bencana seperti banjir bandang, longsor, dan kekeringan bukan semata akibat curah hujan ekstrem, melainkan buah dari keserakahan dan ketidakpedulian manusia terhadap keseimbangan alam.
Perbaikan lingkungan, lanjut Ipung, tidak bisa dilakukan secara parsial. Pemerintah, masyarakat, akademisi, komunitas lingkungan, dan sektor swasta harus berjalan bersama dalam satu gerakan besar: memulihkan kembali daya dukung alam Garut.
“Kalau pemerintah hanya sibuk dengan proyek, masyarakat sibuk dengan urusan harian, dan pengusaha sibuk dengan keuntungan, maka siapa yang akan menjaga bumi kita? Sinergi adalah kunci,” ujarnya.
Program penanaman pohon, pengawasan terhadap pemanfaatan kawasan, hingga edukasi sejak dini perlu menjadi gerakan bersama, bukan sekadar seremonial tahunan. Menurut Ipung, Garut harus kembali pada jati dirinya sebagai kota konservasi dan pertanian berkelanjutan, bukan sekadar wilayah eksploitasi sumber daya.
Dengan sinergi dan kesadaran kolektif, Ipung yakin Garut masih punya harapan untuk bangkit. “Alam sudah memberi tanda. Sekarang tinggal manusia — mau berubah atau menunggu sampai semuanya hancur,” pungkasnya.(AA)
