![]()
Garut,Medialibas.com – Ketekunan dan semangat pantang menyerah menjadi kisah inspiratif dari warga Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Melalui inisiatif sederhana namun penuh makna, Asep Sutisna, Kepala Dusun Wanasari, menggugah semangat masyarakat untuk bangkit lewat pelatihan budidaya jamur tiram yang digelar pada Selasa, 13 November 2025 di Kampung Wanasari RT 02 RW 04.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh warga setempat yang ingin menambah ilmu sekaligus membuka peluang usaha baru di bidang pertanian modern. Dengan latar belakang ekonomi yang terbatas, semangat warga untuk belajar dan mandiri justru menjadi kekuatan terbesar dalam kegiatan tersebut.
Asep Sutisna tak sekadar memimpin, tetapi juga menjadi penggerak utama dan instruktur lapangan. Ia memberikan penjelasan langsung tentang pembuatan baglog, cara menjaga kelembapan, hingga teknik panen jamur berkualitas.
Dengan penuh semangat, Asep berbagi pengalaman dan ilmu yang ia pelajari secara otodidak.
“Saya hanya ingin berbagi manfaat. Siapa pun bisa sukses asal mau berusaha. Keterbatasan bukan penghalang untuk mencoba,” tutur Asep dengan nada optimis.
Menurut Asep, usaha budidaya jamur tiram sangat potensial dikembangkan di pedesaan karena tak memerlukan lahan luas maupun modal besar. Ia berharap kegiatan ini dapat menarik perhatian pemerintah daerah untuk turut memberikan dukungan fasilitas, peralatan, serta tempat produksi yang layak.
“Kami baru tahap belajar. Masih butuh banyak peralatan dan bahan. Semoga pemerintah bisa membantu agar kegiatan ini terus berjalan,” harapnya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Ujang Rahmat, mengaku kegiatan ini membuka wawasan baru bagi masyarakat.
“Kami jadi tahu teknik budidaya jamur tiram dari awal sampai panen. Kalau dijalankan serius, bisa jadi tambahan penghasilan keluarga,” ujarnya.
Jamur tiram sendiri dikenal sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi dengan masa panen relatif cepat, yakni sekitar 40–50 hari. Selain hasil panennya yang bernilai jual, limbah baglognya pun masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman lain.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa berbasis kemandirian masyarakat. Semangat gotong royong, kerja keras, dan keinginan untuk maju bersama kini mulai tumbuh kuat di Dusun Wanasari.
Dari tangan Asep Sutisna dan dukungan warga, Mekarsari menunjukkan bahwa perubahan besar bisa berawal dari langkah kecil.
Sebuah pembuktian bahwa desa berdaya bukan karena besar bantuan, melainkan karena kuatnya tekad dan kebersamaan warganya. (Wawan. S)
