![]()
Garut,Medialibas.com – Upaya mencegah dan menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak kembali digaungkan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, melalui Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Garut bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut menggelar Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KTA/A), sebuah gerakan yang ditujukan untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap isu perlindungan perempuan dan anak.
Kegiatan kampanye yang mengangkat tema “Stop Kekerasan, Ciptakan Lingkungan yang Aman untuk Perempuan dan Anak” ini berlangsung penuh antusias pada. Rabu, (19/11/2025). Acara tersebut dihadiri oleh Kepala DPPKBPPPA Garut beserta jajaran stafnya, Ketua PUSPA Garut Hj. Tien Sunartini, perangkat desa dari berbagai wilayah, tokoh masyarakat, serta warga yang turut memberikan dukungan terhadap gerakan kemanusiaan ini.
Dalam sambutannya, Kepala DPPKBPPPA Garut, Drs. H. Yayan Waryana, M.Si., menegaskan bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi pekerjaan rumah besar yang memerlukan keterlibatan berbagai pihak. Ia menekankan bahwa kampanye ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah langkah nyata yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan. Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dan membutuhkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat,” tegas Yayan Wardana.
Sementara itu, Ketua PUSPA Garut, Hj. Tien Sunartini, menyampaikan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan persoalan serius yang berpengaruh besar terhadap kesehatan mental, fisik, serta masa depan korban. Ia menilai bahwa upaya penghapusan kekerasan tidak akan berhasil tanpa sinergi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah masalah yang harus kita tangani secara bersama. Kami berharap kampanye ini meningkatkan kesadaran masyarakat, mendorong keberanian untuk melapor, serta mengajak lingkungan sekitar untuk aktif menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak,” ungkapnya.
Suasana kampanye pun semakin bermakna ketika para peserta turut memberikan pandangan dan harapan. Salah satu peserta, Hj. Rochayati, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini mampu membuka mata masyarakat akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan.
“Kampanye ini bisa menjadi awal perubahan besar. Kami ingin lingkungan yang aman, nyaman, dan memberi ruang bagi perempuan dan anak untuk hidup tanpa ketakutan,” ujarnya.
Selain penyampaian materi kampanye, kegiatan juga diisi dengan ajakan moral untuk terus menjaga solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Semua tokoh masyarakat yang hadir dan mengajak seluruh peserta dan masyarakat Garut untuk mengambil bagian dalam gerakan ini.
“Mari kita bersama-sama berpartisipasi aktif mengkampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Perubahan tidak akan terjadi jika kita hanya diam,” serunya.
Kampanye Anti Kekerasan ini tidak hanya menjadi wadah edukasi, tetapi juga momentum memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan Garut sebagai kabupaten yang ramah perempuan dan peduli terhadap perlindungan anak.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa setiap tindakan kecil dapat berkontribusi besar dalam mencegah kekerasan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak.
Kegiatan pun ditutup dengan deklarasi bersama dan komitmen untuk terus menyebarkan pesan kebaikan, serta memastikan bahwa nilai-nilai perlindungan perempuan dan anak terus hidup dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga seluruh sendi kehidupan masyarakat. (Tedi Badai)
