![]()
Oleh: Ira Maryana – Forum Pemerhati Lingkungan Garut

Garut, Medialibas. Com. – sering dielu-elukan sebagai kota konservasi, julukan yang seharusnya menjadi kebanggaan dan identitas ekologis sebuah daerah yang diberkahi gunung, hutan, sungai, dan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Namun di balik jargon indah itu, ada kenyataan pahit yang terus mengintai: Eksploitasi ruang hidup terus berjalan, sementara upaya konservasi bertarung keras agar tidak tenggelam dalam kerakusan pembangunan dan kepentingan ekonomi sesaat.
Hari ini, Garut berdiri di sebuah persimpangan penting: memilih bertahan sebagai benteng hijau Jawa Barat, atau tenggelam menjadi kota bencana—banjir, longsor, krisis air, dan hilangnya spesies kehidupan yang menjadi penopang ekologinya.
🌱 Keanekaragaman Hayati Garut: Kekayaan yang Terancam
Garut adalah salah satu wilayah dengan tingkat biodiversitas tinggi di Indonesia. Gunung, lembah, sungai, dan hutan menjadi rumah bagi berbagai kehidupan yang tidak ternilai — jika hilang, kita tidak akan pernah mendapatkannya kembali.
Beberapa pilar penting kekayaan hayati Garut:
🌳 Hutan Lindung
Seperti di Gunung Papandayan, Gunung Guntur, dan area Gunung Cikuray, habitat berbagai flora—dari edelweiss hingga rasamala—serta fauna seperti elang jawa, lutung, dan aneka reptil. Namun, penggundulan hutan dan perambahan kawasan masih menjadi ancaman nyata.
🏞️ Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Sebagian kawasan konservasi ini berada dalam lanskap ekologis Garut. Ia menjadi pusat penelitian ilmiah dan rumah bagi berbagai spesies endemik. Tapi tekanan terhadap ruang hutan semakin besar dari tahun ke tahun.
🌿 Kawasan Konservasi Cikaratau, Cigarut, dan Ciatel
Area ini adalah benteng terakhir konservasi air dan habitat satwa liar. Namun, derasnya pembangunan kawasan pemukiman dan industri menggerusnya perlahan tapi pasti.
Jika satu ekosistem rusak, kita akan menyaksikan efek domino yang kejam: kekeringan, longsor, banjir bandang, penyakit, bahkan hilangnya sumber pangan masyarakat.
🛡️ Upaya Konservasi Garut: Bertarung Melawan Keterlambatan
🌲 Penanaman Pohon
Gerakan massal penanaman pohon terus dilakukan oleh pemerintah, komunitas, pelajar, dan pecinta alam. Tapi apa arti menanam ribuan pohon jika jutaan pohon lainnya ditebang tanpa izin?
👁️ Pengawasan Hutan
Tim patroli dan lembaga konservasi melakukan pengawasan. Namun ketika kepentingan ekonomi lebih didahulukan, penegakan hukum sering mandul. Alam tidak butuh janji—alam butuh perlindungan nyata.
📚 Pendidikan Lingkungan
Kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Anak-anak sekolah mulai belajar mencintai lingkungan. Tapi masyarakat tidak akan sadar sepenuhnya jika pelaku kerusakan justru dilindungi oleh kekuasaan.
⚠️ Ancaman yang Kini Menghantui Garut
Alih fungsi lahan tak terkendali
Penambangan liar
Pencemaran sungai dan mata air
Perburuan dan hilangnya satwa liar
Krisis daerah resapan air
Bencana ekologis yang makin sering dan mematikan
Semua ini adalah alarm keras yang terus berbunyi — namun sering diabaikan.
✊ “Garut Kota Konservasi” Bukan Slogan Kosong!
Julukan itu harus dibuktikan dengan:
✔ Tata ruang yang berpihak pada alam
✔ Penegakan hukum lingkungan tanpa tebang pilih
✔ Restorasi kawasan kritis secara besar-besaran
✔ Pemberdayaan masyarakat untuk berkonservasi
✔ Pengawasan publik terhadap kebijakan pemerintah
Garut tidak membutuhkan pencitraan. Garut membutuhkan komitmen total. Jika tidak, kita sedang mempercepat kehancuran hidup anak cucu kita sendiri.
🌍 Penutup: Konservasi adalah Harga Diri Garut
Kita harus sadar:
Kerusakan lingkungan bukan hanya soal alam yang mati, tetapi manusia yang terancam.
Garut adalah istana ekologis yang diwariskan kepada kita. Dan tugas utama kita sebagai generasi hari ini adalah tidak menjadi perusak, tetapi penjaga kehidupan.
Mari kita buktikan bahwa Garut memang layak disebut Kota Konservasi—
bukan sekadar nama indah di atas kertas,
melainkan identitas yang hidup dalam setiap tindakan kita.
Forum Pemerhati Lingkungan Garut
Ira Maryana 🌿✍️ (Die)
