
Garut,Medialibas.com – Di tengah meningkatnya persoalan sampah di berbagai daerah, Desa Karyasari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat memberi jawaban dengan cara yang unik dan produktif. Pada Kamis (14/08/2026)
Sementara itu, Irpan Nurman Hakim salah satu tim peninjau dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan kunjungan resmi ke Bank Sampah Berkah Motekar, sebuah program desa yang sukses mengubah limbah rumah tangga menjadi sumber pendapatan dan kebanggaan masyarakat.
Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Kehadiran unsur pemerintah desa, kecamatan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), organisasi kemasyarakatan, hingga tokoh masyarakat menunjukkan adanya kekompakan nyata.
Hadir di lokasi Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Cibalong Sahrul Akbar, S.Sos., Sekretaris Desa Karyasari Indra, Ketua BUMDes Karyasari Deni, Kepala Dusun Wahyu, Wakil Ketua BUMDes Asep Munazat, serta perwakilan Ormas Pemuda Pancasila Asep Rante.
Rombongan disambut hangat oleh warga. Suasana penuh antusias terasa saat para tamu melihat langsung proses pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan. Dari tumpukan botol plastik yang rapi terikat, kardus-kardus yang siap dijual, hingga karya kerajinan tangan dari limbah yang disulap menjadi hiasan rumah bernilai jual.
Bank Sampah Sebagai Gerakan Sosial dan Ekonomi
Bank Sampah Berkah Motekar berdiri beberapa tahun lalu, diprakarsai oleh BUMDes Karyasari yang ingin menjawab dua masalah besar sekaligus: kebersihan lingkungan dan kesejahteraan ekonomi warga.
“Kami mengajak warga untuk memilah sampah sejak di rumah. Plastik, kertas, logam, semua ada nilainya kalau dikelola dengan benar,” kata Deni, Ketua BUMDes Karyasari.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada jual-beli sampah semata. Warga mendapat pelatihan membuat kerajinan dari limbah, seperti tas dari bungkus kopi, pot bunga dari botol bekas, hingga anyaman dari plastik kemasan. Produk-produk tersebut kemudian dijual, memberikan tambahan penghasilan bagi rumah tangga.
Dukungan Pemerintah yang Nyata
Sahrul Akbar, Sekmat Cibalong, dalam sambutannya menegaskan bahwa pemerintah kecamatan akan terus mendorong pengembangan Bank Sampah. Bentuk dukungan meliputi pendampingan teknis, bantuan sarana, dan perluasan akses pasar untuk produk daur ulang.
“Program seperti ini manfaatnya ganda: lingkungan bersih, dan warga punya tambahan penghasilan. Ini harus dijadikan contoh di desa-desa lain,” ujar Sahrul.
Hal senada disampaikan Indra, Sekdes Karyasari. Ia menegaskan komitmen desa untuk mengintegrasikan Bank Sampah dengan program pembangunan desa lainnya, seperti kegiatan PKK, karang taruna, dan penguatan peran BUMDes.
Ormas dan Tokoh Lokal Turut Bergerak
Perwakilan Pemuda Pancasila, Asep Rante, menuturkan bahwa pihaknya siap membantu mengamankan kegiatan, melakukan sosialisasi, hingga menggerakkan pemuda desa untuk terlibat.
Sementara Kepala Dusun Wahyu menegaskan bahwa partisipasi warga adalah kunci. “Kalau warga tidak memilah sampah sejak dari rumah, Bank Sampah akan kesulitan berjalan maksimal. Karena itu, kesadaran lingkungan menjadi pondasi utama,” katanya.
Harapan dan Langkah ke Depan
Lurah Hijau yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan harapannya agar Bank Sampah Berkah Motekar menjadi role model pengelolaan sampah berbasis desa di Kabupaten Garut.
“Ini bukan sekadar soal kebersihan, tapi juga kemandirian ekonomi. Sampah kalau dikelola dengan baik bisa jadi berkah. Saya ingin ini menjadi inspirasi bagi desa lain,” ujarnya dengan optimis.
Kunjungan berakhir dengan sesi foto bersama di depan gudang penyimpanan sampah terpilah, simbol kebersamaan antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan warga Karyasari.
Senyum lebar menghiasi wajah para penggerak Bank Sampah senyum yang mencerminkan harapan, bahwa desa mereka kelak akan dikenal sebagai desa bersih, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, Karyasari kini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari rumah, dari sampah yang diubah menjadi sumber berkah. (Wawan.S)