![]()

Garut, Medialibas. Com – Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir mengguyur wilayah selatan Kabupaten Garut, terutama Kecamatan Bungbulang dan sekitarnya. Di Desa Mekarjaya, warga di Jalan Ciroyom terjangan bencana ketika hujan deras memicu longsor dan kerusakan lingkungan serius pada hari — (tanggal bisa disesuaikan). Material longsoran dari lereng perbukitan sekitar menutup badan jalan, merusak drainase, dan mengancam rumah warga sekitar.
Akibatnya, akses transportasi warga terganggu, beberapa rumah terdampak, serta rentan terhadap ancaman longsor susulan. Kejadian ini memperlihatkan betapa rapuhnya lingkungan dan infrastruktur di kawasan yang rawan cuaca ekstrem — terlebih ketika pola curah hujan berubah drastis. (3 Desember 2025)
Kombinasi Curah Hujan Tinggi & Kerusakan Lingkungan
Fenomena hujan deras yang terjadi bukan sekadar alam semata: di wilayah Garut selatan (termasuk Bungbulang) akhir-akhir ini telah tercatat sejumlah peristiwa longsor di desa-desa akibat hujan deras.
Selain itu, penyebab lain diperparah oleh kerusakan lingkungan — seperti alih fungsi lahan, rusaknya vegetasi penahan tanah, dan buruknya sistem drainase — yang mengurangi kemampuan alam menyerap curah hujan, sehingga memicu longsor atau luapan air secara drastis. Kondisi ini membuat Jalan Ciroyom dan sekitarnya sangat rentan terhadap bencana alam musiman.

Dampak & Risiko bagi Warga
Akses jalan utama terputus sementara — menghambat mobilitas warga, distribusi barang, dan layanan darurat.
Rumah warga dan fasilitas umum berisiko rusak atau terdampak longsor/banjir — terutama di bagian kaki bukit atau lereng.
Risiko bencana susulan jika hujan terus mengguyur tanpa mitigasi lingkungan atau tindakan cepat.
Gangguan terhadap aktivitas ekonomi: pertanian, usaha kecil, dan mobilitas sehari-hari.
Seruan Darurat & Imbauan Warga
Kejadian di Jalan Ciroyom — Mekarjaya menjadi peringatan keras bagi warga dan pemerintah setempat: pentingnya mitigasi bencana, perbaikan sistem drainase, serta perlindungan lingkungan (rehabilitasi lereng, penghijauan, pembuatan saluran air aman).
Warga diimbau untuk:
Waspada terhadap tanda-tanda tanah bergerak (retak, suara gemeretak, air rembes) terutama bila hujan turun lama.
Menghindari mendirikan rumah di lereng terjal tanpa pondasi kuat.
Melaporkan setiap potensi bahaya ke aparat desa / kecamatan segera.
Bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan: tidak menebang pohon sembarangan, menjaga jalur air dan drainase.
Pemerintah desa dan kecamatan perlu segera meninjau lokasi terdampak, membersihkan material longsoran, memperbaiki drainase, dan — bila perlu — merelokasi warga yang berada di zona rawan longsor.
Seruan untuk Tindakan Nyata
Kasus ini hanyalah salah satu dari banyak potensi bencana di Garut selatan ketika curah hujan ekstrem bertemu lingkungan yang rapuh. Dibutuhkan kesadaran bersama — warga, aparat, dan pemangku kebijakan — untuk mencegah tragedi lebih besar. Bila dibiarkan, kelalaian terhadap alam dan lingkungan akan terus memperbesar korban, tidak hanya material tapi juga nyawa dan masa depan anak-cucu kita.
Desakan dari perspektif moral dan sosial: Jalan Ciroyom bukan sekadar jalur semata — ia adalah nadi kehidupan warga, penghubung cita-cita, dan saksi bisu tarian alam dan manusia. Jika kita terus mengabaikan kerusakan lingkungan di sekitarnya, maka bencana tak lagi soal “kapan”, melainkan “berapa sering” kita akan bersedih. (Red)
