![]()
Garut,Medialibas.com – Di sudut Kampung Karangmulya Blok Jati RT 05 RW 01, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat seorang perempuan bernama Santi berhasil menarik perhatian warga sekitar lewat penemuan ramuan alami yang ia beri nama “Cecenet”.
Nama ini merujuk pada tumbuhan liar yang lebih dikenal sebagai daun ciplukan (Physalis angulata) tanaman yang dulunya hanya dianggap gulma di kebun, kini menjadi bintang dalam pengobatan tradisional di lingkungan sekitarnya.
Santi bukan seorang herbalis profesional, bukan pula berlatar belakang medis. Namun kepeduliannya terhadap kesehatan keluarga dan keingintahuannya akan tanaman sekitar membawanya pada pemanfaatan Cecenet sebagai solusi alami untuk meredakan nyeri otot dan gangguan lambung yang sering dialaminya sejak lama.
“Saya sering merasa pegal-pegal dan perut perih karena asam lambung naik. Obat dari warung kadang bikin perih tambah parah, akhirnya saya coba pakai daun Cecenet ini. Alhamdulillah cocok,” ungkap Santi saat ditemui di rumahnya. Kamis, (07/08/2025).
Tradisi Bertemu Sains
Apa yang dilakukan Santi ternyata memiliki dasar ilmiah yang cukup kuat. Menurut berbagai literatur botani dan farmakologi, daun ciplukan memang kaya akan senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh. Beberapa kandungan utamanya seperti flavonoid, vitamin C, dan withanolides telah dikenal memiliki sifat antiinflamasi (anti-peradangan), analgesik (pereda nyeri), dan antioksidan yang kuat.
Dalam konteks pengobatan tradisional, daun ciplukan sudah lama digunakan oleh masyarakat pedesaan di berbagai wilayah di Indonesia. Tanaman ini dipercaya bisa menurunkan panas, mengatasi batuk, dan yang menarik, mengurangi gejala rematik serta gangguan lambung seperti maag.
Penelitian di berbagai negara juga memperkuat bukti khasiat ini. Salah satu studi dari Journal of Ethnopharmacology menyebutkan bahwa ekstrak Physalis angulata menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang signifikan pada hewan uji, membuka potensi penggunaannya dalam terapi herbal untuk manusia.
Resep Ramuan ala Santi
Tidak menyimpang dari cara tradisional, Santi membuat ramuan “Cecenet” dengan cara yang sangat sederhana. Daun dipetik langsung dari halaman rumah atau kebun sekitar, lalu dicuci bersih dan direbus dengan air selama sekitar 15 menit.
Air rebusan kemudian disaring dan bisa dikonsumsi dua kali sehari, pagi dan malam. Santi menambahkan sedikit madu agar rasanya tidak terlalu pahit dan lebih mudah diminum oleh anak-anak atau lansia.
Selain diminum, daun Cecenet juga digunakan sebagai kompres nyeri otot. Daun yang sudah dihancurkan dicampur dengan air perasan jeruk nipis, lalu dibalurkan pada bagian tubuh yang terasa sakit atau tegang. Menurut Santi, efek hangat dan rileksasi bisa dirasakan dalam waktu kurang dari 30 menit.
Efek Samping yang Perlu Diwaspadai
Meskipun alami, penggunaan Cecenet tetap tidak boleh sembarangan. Konsumsi dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan efek samping seperti diare, mual, atau muntah. Pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, bisa muncul reaksi alergi seperti ruam atau gatal.
“Kalau saya pribadi tidak pernah berlebihan. Biasanya saya minum satu gelas pagi, satu gelas malam. Dan untuk kompres juga hanya saat terasa nyeri saja. Alhamdulillah sampai sekarang aman,” kata Santi.
Para ahli kesehatan pun mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dalam menggunakan tanaman herbal. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan tetap disarankan, terlebih jika memiliki riwayat penyakit kronis atau sedang dalam pengobatan medis tertentu.
Potensi Pengembangan Obat Tradisional Garut
Penemuan dan pengalaman Santi membuka peluang bagi pengembangan produk herbal lokal berbasis kearifan masyarakat. Garut sebagai daerah dengan kekayaan hayati yang luar biasa dapat menjadi ladang penelitian dan inovasi dalam bidang pengobatan alami.
Kepala Puskesmas setempat, saat dimintai tanggapan, menyatakan bahwa inisiatif warga seperti Santi bisa menjadi langkah awal yang baik, asalkan tetap disertai pendekatan ilmiah dan pengawasan dari pihak terkait. “Kami membuka ruang kerja sama untuk edukasi dan validasi ramuan tradisional yang memang terbukti secara empiris,” ujarnya.
Cecenet: Dari Kebun Liar ke Obat Andal
Perjalanan Cecenet dari tumbuhan liar menjadi ramuan keluarga adalah bukti nyata bahwa kearifan lokal tidak boleh dipandang sebelah mata. Pengetahuan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun, ketika disandingkan dengan pendekatan ilmiah, dapat menghasilkan solusi kesehatan yang terjangkau, alami, dan ramah tubuh.
Kini, ramuan sederhana ala Santi sudah mulai dikenal oleh tetangganya. Beberapa bahkan ikut menanam ciplukan sendiri di pekarangan rumah sebagai bentuk swadaya kesehatan keluarga.
“Yang penting kita tahu cara pakainya, tidak berlebihan, dan tetap waspada. Kadang yang alami itu justru yang paling cocok,” tutup Santi, tersenyum sambil menunjukkan tumbuhan ciplukan yang tumbuh subur di halaman rumahnya.
INFO TAMBAHAN: Ringkasan Manfaat Cecenet (Daun Ciplukan)
Manfaat Utama
Keterangan Ilmiah
Meredakan nyeri otot
Efek antiinflamasi dan analgesik dari kandungan flavonoid & withanolides
Mengatasi gangguan lambung
Kandungan antioksidan membantu menetralkan asam lambung
Meningkatkan daya tahan tubuh
Vitamin C alami dari daun dan buah ciplukan meningkatkan sistem imun
Obat kompres alami
Penggunaan luar untuk nyeri otot dan rematik dengan campuran jeruk nipis
Mencegah peradangan kronis
Kandungan withanolides bantu meredakan peradangan sistemik dan lokal
Jika minat masyarakat terhadap Cecenet terus meningkat, bukan tidak mungkin ke depan akan ada riset akademik yang lebih mendalam, hingga pengembangan produk jamu modern berbasis bahan lokal khas Garut.
Cecenet bukan sekadar ramuan, tapi simbol dari kekuatan pengetahuan lokal yang hidup dan berkembang bersama masyarakat. (TN)
