
Garut,Medialibas.com – Desa Kersamenak, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat kini menjadi wajah baru inklusi sosial di tingkat desa. Lewat kolaborasi bersama Indonesia Financial Group (IFG), semangat gotong royong dan empati sosial kembali tumbuh, menghadirkan program nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat terutama bagi penyandang disabilitas, kader Posyandu, dan pelaku UMKM.
Kepala Desa Kersamenak, Rival Saepul Syamsiar, S.Kom., SH., menyebut inisiatif IFG ini bukan sekadar bantuan, melainkan bentuk nyata perhatian dan tanggung jawab sosial.
“Program ini bukan hanya tentang bantuan material, tapi tentang kepedulian dan perhatian kepada warga kami terutama penyandang disabilitas dan kader Posyandu. Kolaborasi sosial seperti inilah yang menjaga semangat kebersamaan di desa,” ujarnya, Rabu (08/10/2025).
Sentuhan IFG untuk Desa yang Inklusif
Program IFG di Kersamenak menyasar tiga aspek utama pembangunan: sosial, kesehatan, dan ekonomi.
1. Fasilitas Ramah Disabilitas
Sejumlah warga penyandang disabilitas menerima kursi roda, alat bantu belajar, serta dukungan pendidikan inklusif. Bahkan akses jalan di beberapa titik kini disesuaikan agar ramah bagi pengguna kursi roda langkah kecil namun berdampak besar terhadap kemandirian dan mobilitas mereka.
2. Posyandu Digital di Delapan RW
Delapan RW di Kersamenak kini dilengkapi unit laptop untuk kader Posyandu, sebagai bagian dari transformasi digital pelayanan publik.
“Kader Posyandu adalah ujung tombak layanan ibu dan anak. Dengan digitalisasi, mereka bisa bekerja lebih cepat, akurat, dan transparan,” jelas Rival.
3. Pemberdayaan UMKM: Dorong Ekonomi Desa
Program ini juga memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM agar mampu mengelola usaha dan keuangan secara mandiri. Rival menegaskan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi desa yang perlu terus diperkuat.
“Kersamenak”: Filosofi Kemauan yang Melahirkan Akibat
Nama Kersamenak menyimpan filosofi dalam. “Kersa” berarti kemauan, dan “Menak” berarti akibat. Rival menafsirkan, setiap kemajuan adalah hasil dari kemauan dan kerja keras bersama.
“Kalau kita punya kemauan dan arah yang jelas, akibatnya pasti kemajuan. Desa tidak akan maju tanpa kemauan bersama antara pemerintah dan masyarakat,” tegasnya.
Tiga Pilar Pembangunan: Kesetaraan, Keberlanjutan, dan Perubahan
Rival menegaskan arah pembangunan desa berpegang pada tiga pilar utama:
Perubahan, dengan semangat inovasi dan pembaruan berkelanjutan.
Keberlanjutan, agar program tak berhenti di satu periode kepemimpinan.
Kesetaraan, agar seluruh warga termasuk penyandang disabilitas memiliki ruang yang sama untuk berkembang.
“Penyandang disabilitas bukan objek belas kasihan. Mereka adalah subjek pembangunan yang punya potensi. Inilah wujud keadilan sosial yang sebenarnya,” ucapnya mantap.
Menuju Desa Hebat dan Inklusif
Dengan dukungan IFG, Rival optimistis Desa Kersamenak dapat menjadi model desa inklusif dan berdaya di Kabupaten Garut. Ia berharap sinergi ini terus berlanjut di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kreatif.
“Kersamenak harus jadi desa hebat dan istimewa. Semua warga harus merasakan hasil pembangunan, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan. IFG telah membuka jalan menuju cita-cita itu,” tutupnya.
Program IFG di Desa Kersamenak menjadi bukti bahwa kemajuan tidak lahir dari kebetulan, tetapi dari kemauan, kolaborasi, dan kepedulian sosial yang nyata.
Dengan semangat “Kersamenak: Kemauan Melahirkan Akibat”, desa ini membuktikan bahwa inklusi bukan sekadar slogan melainkan tindakan nyata menuju masa depan yang setara dan berkeadilan. (A1)