
Garut,Medialibas.com – Suasana Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejak Minggu pagi (tanggal menyesuaikan) terlihat berbeda. Warga tumpah ruah memenuhi jalanan desa, gang kecil, hingga area fasilitas umum dengan semangat yang jarang terlihat di hari biasa. Mereka membawa sapu lidi, cangkul, karung, hingga parang. Tujuannya sama: membersihkan lingkungan menjelang peringatan HUT RI ke-80.
Kegiatan ini bukan sekadar kerja bakti, melainkan perwujudan nilai gotong royong yang diwariskan leluhur bangsa. Dalam momentum menjelang perayaan kemerdekaan, semangat kebersamaan seakan menemukan napas baru.
Antusiasme yang Merata
Warga dari berbagai kalangan tanpa terkecuali ikut serta. Pemuda karang taruna memotong rumput liar dan merapikan jalan desa. Ibu-ibu PKK tampak sibuk membersihkan pekarangan, selokan, dan fasilitas publik. Anak-anak pun turut memungut sampah plastik, seakan belajar arti persatuan sejak dini.
“Ini bukan hanya soal bersih-bersih, tapi bagaimana kita menyatukan hati. Para pahlawan dulu berjuang dengan darah, kita sekarang menjaga warisan mereka dengan persatuan dan kepedulian lingkungan,” tutur Ujang (45), seorang warga yang ikut bekerja bakti. Sabtu, (16/08/2025).
Kepemimpinan Asep Haris yang Membumi
Kehadiran Kepala Desa Sukalilah, Asep Haris, S.Pd.I, dalam kegiatan ini menjadi magnet tersendiri. Tidak sekadar hadir, ia turun langsung membantu membersihkan lingkungan bersama warganya.
Pemandangan ini menimbulkan rasa kebersamaan yang lebih kental, memperlihatkan bahwa pemimpin bukan hanya mengatur dari balik meja, melainkan hadir nyata di lapangan.
“Gotong royong ini adalah warisan kemerdekaan. Membersihkan lingkungan bukan hanya perkara fisik, tapi juga tentang membangun kesadaran kolektif. Kita harus merdeka dari penyakit, merdeka dari lingkungan kotor, dan merdeka dari pola hidup tidak sehat,” ucap Asep Haris dengan tegas.
Ia menambahkan, peringatan HUT RI ke-80 bukan hanya seremonial, melainkan momentum refleksi bersama. “Kemerdekaan bukan sekadar pesta tahunan, tapi soal bagaimana kita bisa menjaga persatuan dan membangun desa melalui cara sederhana, salah satunya menjaga kebersihan,” imbuhnya.
Politik Lokal yang Hidup di Lapangan
Dalam konteks politik lokal, kegiatan gotong royong kerap menjadi cermin kepemimpinan. Gaya Asep Haris yang membaur bersama warganya memperlihatkan bentuk kepemimpinan yang inklusif. Banyak warga menilai, apa yang dilakukan kades bukan hanya sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari komitmen nyata untuk membangun rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah desa.
Bagi sebagian kalangan, kegiatan ini bahkan dinilai sebagai modal sosial yang penting. Di tengah situasi politik desa yang kerap dinamis, pemimpin yang mau turun langsung dan menyatu dengan rakyat dipandang punya nilai tambah tersendiri.
Rangkaian Peringatan HUT RI
Kerja bakti ini menjadi pembuka rangkaian acara peringatan HUT RI ke-80 di Desa Sukalilah. Panitia telah menyiapkan berbagai kegiatan, mulai dari lomba tradisional seperti balap karung, panjat pinang, hingga tarik tambang. Ada pula karnaval budaya serta lomba edukatif seperti pidato kemerdekaan dan membaca teks proklamasi untuk anak sekolah.
“Kami ingin anak-anak tahu bahwa 17 Agustus bukan sekadar soal lomba, tapi ada nilai sejarah dan perjuangan yang harus dikenang,” kata Siti Rohani, salah satu panitia.
Harapan untuk Masa Depan Desa
Di akhir kegiatan, Asep Haris menegaskan harapannya agar semangat gotong royong tidak berhenti pada momentum peringatan HUT RI.
“Kalau kebiasaan ini bisa terus terjaga, Sukalilah akan menjadi desa yang nyaman, sehat, dan bisa jadi teladan bagi desa lain. Kemerdekaan hari ini kita rasakan lewat lingkungan yang bersih, aman, dan penuh kebersamaan,” tutupnya.
Dengan wajah penuh ceria, warga menutup kegiatan dengan doa bersama. Mereka berharap HUT RI ke-80 menjadi titik awal semangat baru bagi desa: membangun dengan kebersamaan, dipimpin oleh sosok yang mau hadir bersama rakyatnya. (DK)