
Ciamis,Medialibas.com – Proyek strategis nasional Bendungan Leuwikeris yang berdiri megah di Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, hingga kini belum sepenuhnya memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. DPRD Kabupaten Ciamis menilai, lambannya langkah pengelola bendungan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, menjadi salah satu penyebab utama.
Komisi B DPRD Kabupaten Ciamis yang dipimpin H. Awan Setiawan bersama anggota komisi Toto Marwoto, Iyus Jayusman, Dodi Effendi, dan Cecep Permanadi melakukan peninjauan langsung ke lokasi, Senin (25/08/2025).
Pantauan Medialibas.com di lokasi,hadir pula unsur Forkopimcam Cijeungjing, Kepala Desa Handapherang, Karang Taruna, serta perwakilan Dinas Pariwisata, Bapenda, dan Dinas Peternakan dan Perikanan.
Warga Hanya Jadi Penonton di Tanah Sendiri
Dalam kunjungan itu, rombongan DPRD menyusuri tiga titik wisata potensial: Manohara di Dusun Guha, Raden Patih, dan Sayang Kaak di Dusun Cikatomas. Ketiganya memiliki panorama indah, namun sayangnya belum tersentuh pengelolaan serius.
“Potensi besar ini belum dioptimalkan. Masyarakat hanya jadi penonton di tanah sendiri, padahal ini bisa jadi sumber ekonomi yang luar biasa,” tegas Awan dengan nada kecewa.
Desakan kepada BBWS Citanduy
DPRD memastikan kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Mereka menekankan perlunya duduk bersama dengan BBWS Citanduy untuk membicarakan aturan pemanfaatan kawasan bendungan yang hingga kini tak kunjung jelas.
“BBWS Citanduy sudah sering bicara konsep, tapi realisasinya nol besar. Pertanyaan warga itu sederhana: kapan mulai dimanfaatkan?” kritik Awan.
Menjadi Jembatan Aspirasi
Komisi B DPRD menegaskan akan memperjuangkan agar warga tidak lagi terkendala regulasi dalam mengembangkan wisata maupun perikanan di kawasan bendungan. Menurut mereka, keberadaan bendungan harus membawa dampak ekonomi, bukan hanya sekadar bangunan megah.
“Jangan sampai Bendungan Leuwikeris hanya jadi monumen beton tanpa manfaat. Kami akan kawal agar masyarakat bisa terlibat langsung dan mendapat penghasilan,” pungkas Awan.
Kini, bola panas ada di tangan BBWS Citanduy: apakah akan membuka pintu lebar bagi masyarakat, atau tetap membiarkan Bendungan Leuwikeris berdiri gagah tanpa nilai tambah bagi warga sekitar. (Rizka Munandar)