Pengolahan Limbah Eceng Gondok untuk Media Tanam Taman Buah di RTH KEHATI Copong, Garut
Oleh: Tedie Sutardy, Ketua Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS)

Pendahuluan: Menjawab Tantangan dengan Inovasi Hijau
GARUT, Medialibas.com – Ketika limbah menjadi masalah, solusinya bukan menghindar, melainkan mengelola dengan ilmu dan keberanian bertindak. Itulah yang dilakukan oleh Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS) bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah daerah, serta unsur TNI. Di tengah keterbatasan anggaran dan meningkatnya tantangan ekologis, sebuah inovasi lahir dari tempat yang tak disangka: eceng gondok di Situ Bagendit.
Tanaman air yang dulu dianggap pengganggu kini menjelma menjadi sumber harapan baru. Lewat proses pengolahan dan fermentasi alami, limbah eceng gondok diubah menjadi media tanam kaya nutrisi untuk Taman Buah di Ruang Terbuka Hijau Keanekaragaman Hayati (RTH KEHATI) Copong, Garut. 28 july 2025
Eceng Gondok: Dari Gulma Menjadi Sumber Kehidupan
Eceng gondok (Eichhornia crassipes) tumbuh liar dan cepat berkembang biak di perairan Situ Bagendit. Meski indah dari kejauhan, ia sering dianggap pengganggu karena:
- Menutup permukaan danau,
- Mengurangi cahaya dan oksigen terlarut,
- Menghambat aktivitas wisata dan perikanan,
- Menjadi habitat nyamuk dan vektor penyakit.
Namun, di balik reputasinya sebagai gulma, eceng gondok menyimpan potensi besar sebagai sumber bahan organik yang mudah terurai dan kaya kandungan hara.
Tahapan Pengolahan Eceng Gondok Menjadi Media Tanam
Transformasi limbah eceng gondok menjadi media tanam dilakukan melalui beberapa tahapan ramah lingkungan dan murah biaya:
1. Pengumpulan dan Pencacahan
Eceng gondok dipanen dari permukaan air dan dijemur beberapa hari. Setelah kadar air menurun, tanaman dicacah menjadi potongan kecil untuk memudahkan proses fermentasi.
2. Fermentasi
Potongan eceng gondok dicampur dengan:
- Pupuk kandang (kotoran kambing/sapi) – sumber nitrogen dan mikroba,
- Sekam padi – memperbaiki struktur media agar gembur,
- EM4 atau MOL (Mikroorganisme Lokal) – mempercepat penguraian bahan organik.
Campuran tersebut difermentasi selama 2–3 minggu dalam kondisi tertutup, hingga menghasilkan aroma segar khas kompos matang.
3. Penyaringan dan Pengemasan
Setelah matang, media disaring dari batang kasar, lalu dikemas atau langsung digunakan sebagai media tanam di taman buah RTH KEHATI Copong.
Kandungan dan Manfaat Media Tanam Eceng Gondok
Media tanam dari eceng gondok bukan hanya sekadar pengganti tanah, tetapi penyimpan unsur hara dan penjaga ekosistem mikro di akar tanaman. Berikut adalah kandungan utama dan fungsinya:
Unsur/Kandungan | Fungsi dan Manfaat |
---|---|
Karbon organik tinggi | Meningkatkan porositas tanah, menyimpan air dan nutrisi |
Nitrogen (N) | Mendorong pertumbuhan vegetatif (daun, batang) |
Fosfor (P) | Merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan bunga |
Kalium (K) | Meningkatkan kualitas dan daya simpan buah |
Kalsium, Magnesium, dan Zat Mikro | Menjaga metabolisme tanaman, meningkatkan daya tahan |
pH Netral–sedikit asam (6.0–7.0) | Cocok untuk tanaman buah tropis |
Struktur gembur dan ringan | Memudahkan akar berkembang, memperlancar drainase |
Hasil uji empiris menunjukkan bahwa tanaman buah seperti mangga, jambu, sirsak, dan jeruk tumbuh baik di media tanam ini tanpa tambahan pupuk kimia berlebihan.
RTH KEHATI Copong: Laboratorium Alam dan Ketahanan Pangan Kota
Ruang Terbuka Hijau (RTH) KEHATI Copong adalah salah satu proyek percontohan untuk konservasi keanekaragaman hayati perkotaan di Garut. Dengan luas yang memadai dan berada di zona urban, taman ini menjadi tempat ideal untuk:
- Menanam pohon buah secara agroekologis,
- Menyimpan karbon dan menurunkan suhu kota,
- Mendidik masyarakat tentang pengelolaan limbah dan pertanian kota,
- Menjadi cadangan pangan saat krisis.
Penggunaan media tanam berbasis limbah juga mengurangi ketergantungan pada urugan tanah dari pegunungan, yang selama ini menjadi penyebab utama degradasi lingkungan hulu, erosi, dan krisis air.
Dukungan TNI dan Pemerintah: Kolaborasi Untuk Bumi
Keberhasilan program ini tak lepas dari dukungan TNI yang memfasilitasi akses dan keamanan lokasi pengolahan limbah. Selain itu, sinergi dengan:
- Dinas Lingkungan Hidup – pendampingan teknis,
- Perusahaan – penguatan pembiayaan
- Dinas PUPR – Bantuan alat berat,
…membuktikan bahwa lingkungan hanya bisa diselamatkan dengan gotong royong dan keberanian menyentuh akar masalah.
Seruan LIBAS: Hentikan Eksploitasi Pegunungan, Gunakan Limbah Lokal
Tedie Sutardy, Ketua LIBAS, dengan tegas menyatakan:
“Tidak ada lagi alasan memakai tanah dari gunung untuk menata taman kota. Kita punya sumber daya dari danau, dari limbah, dari alam sekitar. Mari kita akhiri pola pembangunan yang menghancurkan satu ekosistem demi membangun yang lain.”
LIBAS menyerukan kepada seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat untuk:
- Mengadopsi pendekatan ekologis berbasis ekonomi sirkular,
- Mendorong kebijakan zero waste dalam tata ruang kota,
- Meningkatkan literasi lingkungan lewat program taman edukasi.
Penutup: Dari Gulma Menjadi Cahaya Masa Depan
Eceng gondok yang dulu dianggap gulma kini telah membuka jalan menuju masa depan Garut yang hijau, mandiri pangan, dan berkelanjutan. Pengolahan limbah eceng gondok bukan sekadar proyek teknis, melainkan simbol perubahan paradigma: bahwa yang dianggap sampah bisa menjadi penyelamat.
Dari limbah lahir harapan. Dari gulma tumbuh pangan. Dari tangan bersama tumbuh kehidupan (AA)