![]()
Garut,Medialibas.com – Kerusakan hutan dan pemanfaatan ruang yang tidak terkendali di wilayah Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat semakin memunculkan dampak serius bagi masyarakat. Forum Pemerhati Lingkungan Garut menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi tersebut, terutama setelah terjadinya luapan Sungai Ciparugug yang kembali merendam tiga titik pemukiman di Cisurupan.
Ipung, salah satu pemerhati lingkungan yang aktif di forum tersebut, menilai bahwa situasi ini bukanlah kejadian alamiah semata, melainkan akibat dari rusaknya keseimbangan lingkungan di hulu sungai.
Dalam keterangannya, Ipung menegaskan bahwa hutan di kawasan atas telah lama mengalami degradasi akibat berbagai aktivitas manusia, mulai dari penebangan liar hingga perubahan fungsi lahan secara besar-besaran.
“Kerusakan hutan di atas itu nyata. Penebangan jeung alih fungsi lahan jalan terus, ditambah pengembangan perumahan anu henteu memperhatikan kajian lingkungan. Akibatnya, air tak bisa menyerap ke tanah dan langsung meluncur ke bawah, menyebabkan Sungai Ciparugug meluap,” ungkap Ipung. Kamis, (20/11/2025).
Tiga Wilayah Terdampak Paling Serius
Luapan Sungai Ciparugug tersebut berdampak pada tiga wilayah yang dikenal sebagai daerah rawan, yaitu:
Kampung Cibojong dan Pasar Kaler, Desa Bale Wangi
Wilayah ini menjadi titik yang paling sering merasakan dampak luapan sungai. Air yang datang mendadak menyebabkan genangan di area pemukiman serta pasar, sehingga mengganggu aktivitas ekonomi warga. Beberapa rumah mengalami kerusakan ringan akibat derasnya arus air.
Barukai, Desa Cisurupan
Kawasan Barukai terdampak cukup parah karena berada di jalur lintasan air dari hulu. Ketika debit air meningkat, warga kesulitan melakukan aktivitas, bahkan beberapa jalan desa sempat tidak dapat dilalui. Warga mengaku kejadian serupa kerap terjadi setiap musim hujan tiba.
Kawasan Cibojong–Barukai, Kecamatan Cisurupan
Lokasi ini menjadi titik gabungan yang alami dampak berulang. Minimnya daerah resapan dan terus bertambahnya area terbangun membuat wilayah ini semakin rentan.
Menurut Ipung, kerusakan lingkungan di hulu bukan hanya mengancam ketiga titik tersebut, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak lebih luas ke wilayah lain jika tidak segera ditangani.
Pembangunan Perumahan Tanpa Kendali Menjadi Sorotan
Forum Pemerhati Lingkungan Garut juga menyoroti pengembangan perumahan baru di beberapa titik Cisurupan yang dianggap tidak memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pembangunan yang dilakukan di sekitar area resapan dan lereng dinilai memperburuk tingkat kerentanan bencana.
“Pengembangan perumahan yang diduga tidak pernah ada kajian jelas. Hampir semua dibangun di lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan,” tegas Ipung. Ia menyebut bahwa jika situasi ini dibiarkan, bencana serupa akan menjadi rutinitas tahunan dan semakin merugikan masyarakat.
Forum Desak Pemerintah Lakukan Penanganan Serius
Forum Pemerhati Lingkungan Garut mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan evaluasi dan penertiban terhadap pengelolaan ruang di kawasan Cisurupan.
Langkah rehabilitasi hutan harus menjadi prioritas utama sebagai upaya memulihkan fungsi ekologis kawasan hulu.
Di sisi lain.Ipung juga menambahkan bahwa masyarakat kini membutuhkan tindakan nyata, bukan sekadar janji.
” Dalam hal ini, Pemerintah harus turun dan lihat kondisinya seperti apa. Kami ingin pihak terkait langsung untuk rehabilitasi hutan, stop alih fungsi lahan, tertibkan pembangunan yang tidak jelas legalitas lingkungannya. Ini demi keselamatan warga,” ujarnya.
Selain itu, Forum juga mengajak warga untuk ikut serta menjaga lingkungan dengan tidak melakukan aktivitas yang dapat merusak hutan, seperti membuka lahan di daerah kemiringan tinggi atau membuang limbah sembarangan ke aliran sungai.
Warga Berharap Ada Solusi Jangka Panjang
Sejumlah warga yang terdampak berharap pemerintah segera mengambil tindakan jangka pendek maupun jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa terulang. Mereka mengaku cemas menghadapi musim hujan yang diprediksi masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
“Ini terjadi setiap hujan besar jadi kami selalu di bantuin ketakutan. Air dari hulu datangnya tidak terbendung,” ujar salah satu warga Cibojong.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah kecamatan maupun dinas terkait. Namun warga berharap agar suara dari Forum Pemerhati Lingkungan Garut dan masyarakat dapat menjadi perhatian agar penanganan lingkungan di Cisurupan tidak lagi ditunda. (AA)
