
Garut, Medialibas.com – Di balik keindahan alam dan potensi ekonomi yang menjanjikan, Gunung Guntur menyimpan sejarah kelam sebagai salah satu gunung berapi paling mematikan di Jawa Barat. Dijuluki “Etna dari Jawa,” gunung ini telah menorehkan luka mendalam dalam sejarah Garut, dengan letusan dahsyat yang menelan korban jiwa dan mengubah wajah wilayah sekitarnya.(16/6/2025)
Sejarah Letusan Gunung Guntur dan Korban Jiwa
Gunung Guntur mencatat aktivitas vulkaniknya sejak abad ke-19. Salah satu letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1840-an, ketika gunung ini meletus secara beruntun, mengeluarkan material pijar, abu vulkanik, dan lahar panas. Letusan ini menghancurkan sejumlah permukiman di sekitar lereng gunung dan menyebabkan ratusan warga kehilangan nyawa.
Gelombang lahar dingin yang menyusul setelah letusan awal juga menghancurkan lahan pertanian, menggusur masyarakat, dan mencemari sungai-sungai di wilayah tersebut. Beberapa catatan menyebutkan bahwa Desa Pasirwangi, yang kini menjadi destinasi wisata, adalah salah satu area yang terkena dampak paling parah dari letusan Gunung Guntur pada masa lalu.
Dampak Sosial dan Ekonomi Letusan
Letusan Gunung Guntur tidak hanya membawa kehancuran fisik tetapi juga krisis sosial dan ekonomi. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal, sementara wilayah sekitarnya mengalami kelangkaan pangan akibat kerusakan lahan pertanian. Pemerintah kolonial Belanda saat itu mencatat wilayah Garut sebagai daerah rawan bencana vulkanik dengan risiko tinggi bagi penduduknya.
Namun, di balik tragedi ini, letusan Gunung Guntur juga menyuburkan tanah di sekitar lerengnya. Lahan pertanian di daerah ini menjadi sangat produktif, terutama untuk tanaman seperti kopi, teh, dan sayuran. Fenomena ini mencerminkan paradoks kekuatan vulkanik: kehancuran yang membawa kehidupan baru.
Mitigasi dan Edukasi Bencana Vulkanik
Seiring waktu, Gunung Guntur tetap aktif meski belum menunjukkan letusan besar sejak tahun 1847. Statusnya sebagai gunung berapi aktif membuat pemerintah dan masyarakat setempat terus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara rutin memantau aktivitas Gunung Guntur untuk memberikan peringatan dini jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Edukasi tentang mitigasi bencana vulkanik juga menjadi prioritas, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar zona bahaya. Latihan evakuasi dan penyediaan jalur penyelamatan menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko korban jiwa jika Gunung Guntur kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Gunung Guntur: Legenda Alam yang Harus Dihormati
Gunung Guntur adalah simbol kekuatan alam yang tak terduga. Sejarahnya, baik sebagai sumber bencana maupun berkah, menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya hidup selaras dengan alam. Dengan pengelolaan yang tepat, kawasan ini dapat terus menjadi sumber inspirasi dan pelajaran bagi generasi mendatang, sekaligus menyumbang pada pengembangan wisata dan penelitian vulkanologi di Kabupaten Garut. (AA)