
Garut,Medialibas.com – Sinar matahari pagi mulai menghangatkan udara Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada. Jum’at (08/08/2024). Di kawasan Daramaga, RT 06 RW 01, terlihat warga dan perangkat desa bahu membahu membersihkan lingkungan. Sapu lidi, cangkul, karung sampah, dan ember berjejer di tangan para peserta.
Di antara kicau burung dan riuh canda warga, suasana Jum’at Bersih atau Jum’sih berlangsung penuh semangat. Bagi Pemerintah Desa (Pemdes) Mekarjaya, kegiatan ini sudah menjadi rutinitas yang tak hanya mengubah wajah desa menjadi lebih bersih, tetapi juga membangun rasa kebersamaan yang erat.
Lebih dari Sekadar Bersih-Bersih
Sekretaris Desa Mekarjaya, Eundang Sulaeman, mengatakan Jum’sih bukan hanya agenda rutin, tetapi gerakan yang membawa pesan kuat tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
“Jum’at Bersih ini bukan hanya soal menyapu jalan atau mengangkut sampah. Ini soal membangun kesadaran bersama akan pentingnya hidup sehat dan menjaga keindahan desa,” ujarnya sambil memungut sampah plastik di tepi jalan.
Menurut Eundang, keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Ia meyakini bahwa kebersihan akan terjaga jika semua warga ikut berpartisipasi.
“Kalau semua warga terlibat, lingkungan akan lebih terawat. Selain bersih dan indah, kesehatan juga lebih terjamin,” tambahnya.
Gotong Royong yang Menghangatkan
Di lapangan, suasana gotong royong begitu terasa. Para bapak membersihkan selokan, ibu-ibu menyapu halaman dan jalan desa, sementara anak-anak mengumpulkan daun-daun kering.
Rohayati (43), salah satu warga yang aktif mengikuti Jum’sih, mengaku kegiatan ini memberi manfaat ganda.
“Selain lingkungan jadi bersih, kami juga bisa saling bertemu dan ngobrol. Jadi bukan cuma badan yang sehat, hati juga senang,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak jarang, setelah kegiatan selesai, warga saling berbagi minuman dan makanan ringan. Momen ini membuat hubungan antarwarga semakin akrab.
Manfaat Nyata bagi Kesehatan
Selain membuat desa tampak rapi dan indah, Jum’sih juga berperan mencegah berbagai penyakit. Lingkungan yang bersih mengurangi risiko berkembangnya nyamuk penyebab demam berdarah dan menghindarkan warga dari penyakit berbasis lingkungan lainnya.
Suhendar (29), pemuda setempat, mengungkapkan bahwa ia rutin ikut Jum’sih karena merasa punya tanggung jawab menjaga kampung halamannya.
“Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Ini desa kita, rumah kita. Harus kita rawat sama-sama,” tegasnya.
Harapan Menjadi Budaya
Eundang berharap, Jum’sih dapat menjadi budaya yang mengakar, bukan sekadar kegiatan mingguan. Ia mendorong agar warga tetap menjaga kebersihan setiap hari, bukan hanya pada hari Jumat.
“Ini langkah kecil dengan manfaat besar. Kalau semua desa punya kebiasaan seperti ini, pasti lingkungan kita akan jauh lebih baik,” pungkasnya.
Pemdes Mekarjaya juga berencana memperluas cakupan kegiatan ini ke seluruh wilayah desa dan menggandeng lebih banyak generasi muda, agar semangat menjaga kebersihan terus hidup dari masa ke masa.
Bagi warga Mekarjaya, sapu lidi dan cangkul di tangan setiap Jumat pagi bukan sekadar alat kerja, melainkan simbol kebersamaan dan cinta mereka pada tanah kelahiran. Karena bagi mereka, menjaga kebersihan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan warisan berharga untuk anak cucu. (TN)