
Oplus_131072
Garut,Medialibas.com – Di tengah maraknya bencana banjir, longsor, dan krisis lingkungan yang menghantui Kabupaten Garut, Kepala Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.Wawan Gunawan, angkat bicara dengan pesan tegas: alam adalah titipan yang harus dijaga, bukan dieksploitasi.
Menurut Wawan, berbagai musibah yang melanda Garut dalam beberapa tahun terakhir bukanlah sekadar fenomena alam, melainkan akibat dari kesalahan manusia yang abai terhadap kelestarian lingkungan.
“Kalau kita terus merusak, jangan heran kalau banjir bandang seperti Cimanuk terulang. Itu peringatan agar kita kembali menyayangi alam. Jangan sampai anak cucu kita hanya mewarisi bencana,” ujar Wawan. Rabu,(27/08/2025).
Ancaman Kerusakan Lingkungan Garut
Garut merupakan daerah yang dikenal dengan topografi rawan bencana. Alih fungsi lahan di lereng-lereng perbukitan, penebangan pohon liar, hingga pembuangan sampah ke aliran sungai memperparah risiko banjir dan longsor.
Wawan menilai, pola pembangunan yang sering mengabaikan kajian lingkungan mempercepat kerusakan. “Alam yang terluka pasti memberi balasan. Sungai yang dipenuhi sampah, bukit yang digunduli, itu sama saja kita sedang menggali lubang bencana sendiri,” tegasnya.
Gerakan Hijau dari Desa
Sebagai bentuk komitmen nyata, Pemerintah Desa Sukabakti di bawah kepemimpinan Wawan menjalankan program penghijauan di kawasan rawan, menggalakkan kerja bakti bersih lingkungan, serta mendorong pengelolaan sampah mandiri di tingkat rumah tangga.
Ia menegaskan, perubahan besar harus dimulai dari hal-hal kecil. “Satu pohon yang ditanam bisa menyelamatkan tanah dari longsor. Sungai yang dijaga kebersihannya bisa mencegah banjir. Hal sederhana, tapi dampaknya luar biasa kalau dilakukan bersama-sama,” jelasnya.
Generasi Muda Dilibatkan
Tidak hanya masyarakat umum, Wawan juga mendorong partisipasi pemuda. Ia menggagas edukasi lingkungan di sekolah-sekolah, lomba kebersihan antar-RT, serta kampanye digital yang diinisiasi oleh para pemuda Sukabakti.
“Anak muda punya energi dan kreativitas. Kalau sejak sekarang mereka cinta alam, mereka akan jadi benteng lingkungan di masa depan,” katanya.
Ajakan Moral untuk Semua Pihak
Lebih jauh, Wawan mengajak seluruh pihak, baik pemerintah daerah, tokoh agama, komunitas pecinta alam, hingga masyarakat desa lainnya, untuk menjadikan isu lingkungan sebagai agenda utama.
“Jangan menunggu bencana datang baru kita sadar. Mari kita wariskan sesuatu yang berharga: udara segar, sungai jernih, dan tanah yang subur. Itu jauh lebih penting dari harta apa pun,” pungkasnya. (DK)