
Garut,Medialibas.com – Penyaluran bantuan beras dari pemerintah pusat kepada masyarakat di Kabupaten Garut kembali menjadi sorotan. Setelah sejumlah kepala desa di wilayah Kecamatan Cisompet melaporkan dugaan berkurangnya berat karung beras bantuan, kini giliran Kepala Desa Cisurupan, Mumad Setiawan, yang turut mengungkap adanya ketidaksesuaian takaran berat dalam distribusi beras bantuan di wilayahnya.
Dalam wawancara eksklusif bersama Medialibas.com, Selasa (05/08/2025), Mumad menjelaskan bahwa selama proses penyaluran beras bantuan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Desa Cisurupan, pihaknya menemukan adanya karung beras yang beratnya tidak seragam. Beberapa karung memang menunjukkan angka yang lebih, tetapi menurutnya, yang lebih banyak justru mengalami kekurangan berat rata-rata sekitar 1 ons, disini kami menerima bantuan tersebut ada sekitar 484 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Pengiriman beras bantuan dari pemerintah itu memang ada yang timbangannya lebih sedikit, ada juga yang lebih. Tapi kalau dilihat secara umum, sepertinya lebih banyak yang berkurang, walau cuma sekitar 1 ons,” ujar Mumad di kantor desa.
Pemeriksaan Acak Temukan Ketidaksesuaian
Mumad menyebutkan bahwa ketidaksesuaian ini terungkap setelah dilakukan penimbangan acak terhadap karung-karung beras sebelum disalurkan ke masyarakat. Pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai bagian dari prosedur pengawasan yang biasa diterapkan oleh pemerintah desa untuk memastikan bantuan diterima sesuai dengan hak masyarakat.
“Kami dari desa biasanya memang mengecek secara acak. Saat dicek, ternyata memang tidak semua karung mencapai berat utuh 10 kilogram. Ada yang 9,9 kg, 9,8 kg, bahkan ada yang 9,7 kg. Tapi memang ada juga yang justru lebih, seperti 10,1 atau 10,2 kg,” jelasnya.
Meski selisih beratnya tampak kecil, lanjut Mumad, hal ini menjadi isu penting jika dilihat dari skala besar. Dalam distribusi ratusan bahkan ribuan karung beras, selisih beberapa ons dari masing-masing karung bisa berarti puluhan hingga ratusan kilogram beras yang tidak sampai ke tangan masyarakat.
“Kalau satu karung saja kurang 1 ons, dan ada seribu karung, berarti sudah ada 100 kilogram beras yang hilang. Itu bukan jumlah yang sedikit,” tegasnya.
Masyarakat Masih Terima dengan Lapang Dada
Mumad menambahkan, meski ada kekurangan dalam timbangan, masyarakat di desanya masih menerima bantuan tersebut dengan baik dan tanpa gejolak. Hal ini menurutnya tak lepas dari proses penyaluran yang dilakukan secara transparan dan disaksikan oleh berbagai pihak.
“Alhamdulillah, masyarakat memahami situasi. Kami sampaikan langsung kalau ini bantuan dari pemerintah, dan kalaupun ada selisih, kami tetap usahakan distribusinya merata. Selain itu, kami libatkan juga Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat agar semua proses berlangsung terbuka,” ungkapnya.
Perlu Evaluasi dari Pihak Penyalur
Dalam kesempatan itu, Mumad juga menyampaikan harapannya kepada pihak-pihak terkait, khususnya Bulog sebagai penyalur utama, agar melakukan evaluasi serius terkait persoalan takaran ini. Ia menyebutkan bahwa meskipun kekurangan beratnya kecil, namun secara prinsip, bantuan sosial harus diterima secara utuh sesuai hak masyarakat.
“Pemerintah pusat sudah menyalurkan bantuan ini sebagai bentuk kepedulian. Jangan sampai di level bawah terjadi ketidaksesuaian seperti ini, karena bisa mengurangi kepercayaan masyarakat. Kami minta agar Bulog atau siapapun pihak pengangkutnya bisa lebih teliti lagi,” ucap Mumad.
Lebih lanjut, dirinya mendorong adanya pengawasan bersama antara pemerintah desa, kecamatan, dinas sosial, hingga aparat keamanan untuk memastikan setiap program bantuan sosial dijalankan dengan transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.
Latar Belakang Bantuan Beras
Sebagaimana diketahui, bantuan beras dari pemerintah pusat merupakan bagian dari program perlindungan sosial untuk masyarakat berpendapatan rendah di tengah fluktuasi harga pangan dan kondisi ekonomi nasional.
Di Kabupaten Garut, bantuan ini menyasar sebanyak 227.969 keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di 42 kecamatan. Setiap KPM dijadwalkan menerima bantuan 20 kilogram beras, yang umumnya dikemas dalam dua karung masing-masing 10 kilogram.
Proses distribusi bantuan telah berlangsung sejak pekan lalu dan dijadwalkan selesai dalam beberapa hari ke depan. Namun, laporan mengenai karung beras yang tidak sesuai timbangan kini menjadi catatan penting dalam proses pelaksanaannya.
Masyarakat Harus Tetap Diajak Aktif Awasi Penyaluran
Di akhir wawancaranya, Mumad Setiawan menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan penyaluran bantuan, bukan untuk mencurigai, tetapi sebagai bentuk partisipasi aktif menjaga akurasi dan integritas program pemerintah.
“Program bantuan ini sangat bermanfaat. Maka kami harus jaga sama-sama. Kalau ada yang tidak sesuai, sampaikan dengan cara yang baik. Pemerintah desa siap menindaklanjuti,” pungkasnya. (Fan)