
Garut,Medialibas.com – Dalam upaya meningkatkan kesadaran umat Islam terhadap pentingnya pelestarian lingkungan hidup, Ketua Gerakan Reformis Islam (GARIS) Kabupaten Garut, Ustaz Iwa Kartiwa, menegaskan bahwa menjaga dan merawat alam merupakan amanah dari Allah SWT yang memiliki dasar kuat dalam hukum syariat Islam. Hal ini disampaikannya dalam ceramah bertema “Islam dan Tanggung Jawab Ekologis” di Masjid Agung Garut pada Ahad (1/6).
“Lingkungan hidup bukan hanya masalah dunia, tetapi juga menyangkut pertanggungjawaban akhirat. Sebab, alam ini adalah ciptaan Allah yang dititipkan kepada kita untuk dijaga, bukan dieksploitasi,” ujar Ustaz Iwa di hadapan jamaah yang hadir dari berbagai kalangan.
Dalam pemaparannya, Ustaz Iwa menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an, manusia diberikan kedudukan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 30:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…”
“Sebagai khalifah, kita tidak hanya memimpin manusia, tetapi juga bertanggung jawab atas kelestarian ciptaan Allah lainnya — tanah, air, udara, hewan, dan tumbuhan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa tugas ini bukan sekadar anjuran moral, tetapi merupakan kewajiban spiritual yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Islam Mengharamkan Kerusakan Lingkungan
Lebih lanjut, Ustaz Iwa mengutip Surat Al-A’raf ayat 56 yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ia menegaskan bahwa merusak lingkungan dalam bentuk apapun — mulai dari pembakaran hutan, pencemaran air, hingga membuang sampah sembarangan — adalah perbuatan dosa. “Kerusakan alam adalah bentuk ketidaktaatan kepada Allah dan bertentangan dengan misi Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam,” tegasnya.
Ustaz Iwa juga mengutip Surat Ar-Rum ayat 41 sebagai peringatan keras bagi umat manusia:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
“Kalau kita hari ini melihat bencana alam, kekeringan, banjir bandang, polusi, itu bukan murni fenomena alam, tapi akibat perbuatan kita yang melampaui batas,” lanjutnya.
Lingkungan Adalah Amanah, Bukan Warisan Pribadi
Dalam ceramahnya, Ustaz Iwa menegaskan bahwa lingkungan bukanlah warisan dari leluhur, melainkan titipan untuk generasi mendatang. “Dalam Islam, konsepnya bukan sekadar warisan, tapi amanah. Amanah dari Allah yang harus kita jaga dan kita kembalikan dalam keadaan baik,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi dan keteladanan dari para tokoh agama, guru, dan pemimpin masyarakat. “Masjid harus menjadi pusat pembinaan umat, bukan hanya dalam ibadah mahdhah, tetapi juga dalam ibadah sosial, termasuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujar beliau.
Langkah Kecil, Nilai Ibadah Besar
Sebagai bentuk implementasi ajaran Islam, Ustaz Iwa mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan nyata meski kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, dan hemat air.
“Jika kita niatkan semua itu karena Allah, maka setiap tindakan menjaga lingkungan akan bernilai ibadah. Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu ada burung, manusia, atau hewan memakan darinya, melainkan itu akan menjadi sedekah baginya’ (HR. Bukhari dan Muslim),” terang Ustaz Iwa.
Penutup: Islam, Lingkungan, dan Masa Depan
Di akhir tausiyahnya, Ustaz Iwa mengajak seluruh umat Islam di Garut dan Indonesia untuk kembali kepada nilai-nilai Islam dalam memandang alam semesta. “Islam bukan hanya agama ritual, tapi agama peradaban. Dan peradaban besar hanya akan tumbuh dari masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya,” ujarnya.
Ia berharap dakwah lingkungan semakin diperkuat di masjid-masjid, pesantren, dan majelis taklim. “Islam adalah rahmatan lil alamin. Maka marilah kita menjadi rahmat, bukan laknat, bagi bumi yang kita pijak ini.”(AA)