
Ciamis,Medialibas.com – Suasana Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat hari ini tampak berbeda pada. Rabu, (27/08/2025). Di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), puluhan mahasiswa berseragam almamater hijau Universitas Galuh (Unigal) tampak berbaur dengan warga. Mereka membawa bibit pohon, cangkul, serta semangat yang membara untuk menghidupkan kembali kawasan bantaran sungai dengan penghijauan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unigal. Namun, berbeda dari stigma lama bahwa KKN sekadar rutinitas tahunan, kali ini mahasiswa berhasil menghadirkan program yang berdampak langsung: konservasi lingkungan.
Puluhan Pohon Ditumbuhkan di Tujuh Titik DAS
Sebanyak 55 pohon berbagai jenis ditanam di tujuh titik strategis sepanjang DAS Winduraja. Jenis-jenis pohon yang dipilih seperti picung, matoa, kaboa, cendana, kiara, hingga caringin dipastikan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem.
Selain mampu menahan laju erosi, pepohonan tersebut diharapkan meningkatkan daya serap air tanah sehingga ketersediaan air bagi warga tetap terjaga, terutama saat musim kemarau.
Koordinator Desa (Kordes) KKN Unigal, Rizky Fadhillah Permana, menjelaskan bahwa penanaman pohon ini bukan sekadar simbolis, melainkan upaya berkelanjutan.
“Kami tidak ingin KKN hanya meninggalkan plang nama atau seremoni belaka. Kami ingin menghadirkan manfaat jangka panjang. Menanam pohon berarti menanam harapan untuk lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujarnya penuh semangat.
Dukungan Penuh Pemerintah Desa dan Masyarakat
Kesuksesan kegiatan ini tak lepas dari keterlibatan banyak pihak. Pemerintah Desa Winduraja, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), tokoh masyarakat, hingga warga biasa ikut terjun langsung ke lapangan.
Ketua BPD Winduraja bahkan menyebut kegiatan mahasiswa Unigal ini sebagai momentum penting untuk menyatukan kepedulian.
“Lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Melihat mahasiswa datang dengan ide dan energi, lalu masyarakat merespons dengan antusias, membuat kami optimis bahwa desa bisa menjadi lebih hijau dan lestari,” katanya.
Ia menambahkan, sinergi ini bukan hanya berdampak ekologis, melainkan juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan masyarakat.
Rektor Unigal Turun Gunung, Beri Apresiasi
Tak hanya mahasiswa dan warga, pihak kampus pun memberikan perhatian penuh. Rektor Unigal, Prof. Dr. Dadi, M.Si., turun langsung melakukan monitoring ke sejumlah desa tempat mahasiswa KKN. Saat meninjau, ia menyampaikan rasa bangganya terhadap capaian anak didiknya.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana mahasiswa mampu beradaptasi dengan masyarakat. Program yang mereka lakukan nyata dan sejalan dengan kebutuhan desa. Ini bukti bahwa ilmu di kampus bisa langsung diterapkan di lapangan,” ujar Prof. Dadi.
Menurutnya, keberadaan mahasiswa Unigal selama satu bulan di desa telah meninggalkan kesan positif. Tidak hanya karena mereka hadir dengan program kerja, tetapi juga karena kehadiran mereka menumbuhkan harapan baru di tengah masyarakat.
Lebih dari Sekadar KKN
Kegiatan di Winduraja membuktikan bahwa KKN tidak lagi dipandang sebagai formalitas akademik. Dengan tema konservasi lingkungan, mahasiswa Unigal mampu membangun gerakan yang menginspirasi.
Selain menghijaukan DAS, kegiatan ini menjadi ruang belajar nyata bagi mahasiswa.
Sementara, mereka tidak hanya melatih keterampilan sosial, komunikasi, dan manajemen, tetapi juga belajar nilai penting gotong royong dan kepedulian ekologis.
“Ini pelajaran hidup bagi kami. Menanam pohon bersama warga jauh lebih berarti daripada sekadar menulis laporan. Kami berharap pohon-pohon ini akan tumbuh besar dan menjadi saksi kerja sama kami dengan masyarakat,” tambah Rizky, sang koordinator.
Inspirasi Bagi Desa-Desa Lain
Kegiatan mahasiswa Unigal di Desa Winduraja diharapkan menjadi pemantik bagi desa lain di Kabupaten Ciamis. Dengan kolaborasi sederhana namun nyata, mereka menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil: menanam pohon.
Masyarakat kini menaruh harapan bahwa setelah mahasiswa kembali ke kampus, semangat konservasi lingkungan tetap hidup di desa. Karena pada akhirnya, menjaga lingkungan bukan hanya tugas mahasiswa atau pemerintah, melainkan kewajiban semua pihak.
Dengan demikian, KKN Unigal 2025 di Winduraja tidak hanya menorehkan catatan akademik, tetapi juga meninggalkan warisan hijau yang akan terus tumbuh, mengakar, dan bermanfaat bagi generasi masa depan.