Oplus_131072
![]()
Tasikmalaya, Medialibas.com – Asap hitam pekat membumbung tinggi di langit Tasikmalaya, Rabu sore (29/10/2025), saat kobaran api melahap habis sebuah rumah kosong yang disulap menjadi gudang barang bekas di Kampung Suniasari, Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kebakaran hebat yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB itu membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah. Suara ledakan beberapa kali terdengar dari dalam bangunan, disertai lidah api yang dengan cepat menjalar ke seluruh bagian rumah.
Detik-Detik Kebakaran: Warga Dikejutkan Suara Letupan
Suhendar, warga setempat yang berada di dekat lokasi kejadian, menjadi saksi awal munculnya api. Ia mengaku mendengar suara ledakan kecil sebelum melihat asap hitam mengepul dari dalam bangunan.
“Saya lagi di kolam ikan, dengar letupan kayak ledakan kecil. Pas nengok, udah ada asap tebal, api langsung nyamber ke atas,” tutur Suhendar.
Mengetahui hal itu, Suhendar spontan berteriak meminta bantuan warga sekitar. Namun, upaya pemadaman manual dengan air seadanya tak mampu menandingi dahsyatnya si jago merah yang melahap tumpukan barang mudah terbakar.
Lima Mobil Damkar dan Water Canon Turun Tangan
Tak lama berselang, lima unit mobil pemadam dari Dinas Damkar Kabupaten Tasikmalaya tiba di lokasi. Proses pemadaman melibatkan juga personel Polres Tasikmalaya dan FK Tagana dengan bantuan water canon untuk mempercepat penanganan.
“Kami ikut bantu karena situasi darurat. Water canon dikerahkan untuk mendukung proses pemadaman bersama Damkar dan Tagana,” ungkap IPTU Solihin, Kasat Sabhara Polres Tasikmalaya, di lokasi kejadian.
Selama hampir dua jam, petugas berjibaku menjinakkan api yang kian membesar akibat banyaknya bahan plastik, karet, dan barang elektronik di dalam gudang. Sesekali, ledakan dari televisi dan kipas bekas terdengar menambah kepanikan warga.
Gudang Kosong yang Disulap Jadi Tempat Rongsokan
Dari hasil pemeriksaan awal, bangunan yang terbakar berukuran sekitar 28 x 17 meter persegi. Rumah besar itu sudah lama tidak berpenghuni, kemudian disewa oleh pihak lain dan dijadikan tempat penampungan barang rongsokan.
Di dalamnya terdapat tumpukan televisi rusak, kabel, kipas angin, serta limbah elektronik lainnya sebagian besar berbahan plastik dan karet, material yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan.
Diduga Korsleting dari Barang Elektronik Bekas
Kanit Reskrim Polsek Singaparna, Aipda Dwi Santoso, mengungkapkan dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari korsleting pada tumpukan barang elektronik bekas di tengah ruangan.
“Kemungkinan percikan api dari PCB televisi bekas yang meledak. Karena di sekitarnya banyak bahan mudah terbakar, api cepat menyebar ke seluruh ruangan,” jelasnya.
Polisi masih melakukan penyelidikan lanjutan dan telah meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk Suhendar yang pertama kali melihat peristiwa tersebut.
Kerugian Capai Setengah Miliar Rupiah
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun seluruh isi gudang ludes terbakar. Bangunan utama pun rata dengan tanah.
Kerugian sementara ditaksir mencapai Rp500 juta. Hingga malam hari, petugas gabungan masih melakukan pendinginan di lokasi untuk memastikan tidak ada bara api yang tersisa.
Warga Minta Pemerintah Awasi Gudang Tanpa Izin
Peristiwa ini meninggalkan keprihatinan mendalam bagi warga sekitar. Mereka berharap pemerintah setempat lebih tegas mengawasi bangunan kosong yang disewakan menjadi tempat penyimpanan barang bekas tanpa izin resmi.
“Harus ada pengawasan. Banyak rumah kosong dijadikan gudang rongsokan, padahal bahannya gampang kebakar,” ungkap Dedi (45), warga sekitar.
Selain rawan kebakaran, warga juga menilai keberadaan gudang semacam itu berpotensi menimbulkan masalah keamanan dan lingkungan.
Api Padam, Warga Masih Trauma
Menjelang malam, sekitar pukul 18.30 WIB, api berhasil dipadamkan sepenuhnya. Namun, bau menyengat plastik terbakar masih terasa di udara. Warga yang masih berkumpul di sekitar lokasi tampak lesu menatap puing-puing yang tersisa.
“Alhamdulillah teu aya nu cilaka (tidak ada korban), tapi kasian pisan anu boga imah,” ucap Nani, warga yang menyaksikan langsung proses pemadaman.
Kini, lokasi kejadian telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Polisi berencana memanggil pemilik bangunan serta penyewa gudang untuk dimintai keterangan.
Kebakaran di Sukasukur menjadi pengingat penting tentang bahaya penyimpanan limbah elektronik dan barang bekas tanpa pengelolaan yang aman. Selain berisiko bagi lingkungan, juga dapat menimbulkan bencana besar seperti yang terjadi kali ini.
(Saepuloh)
