
Cimahi,Medialibas.com – Upaya menjaga warisan budaya lokal terus dilakukan Pemerintah Kota Cimahi. Salah satu langkah strategisnya adalah menggelar Lokakarya Aksara Sunda yang berlangsung di Aula Gedung B Pemkot Cimahi, Selasa (12/08/2025). Acara ini diikuti puluhan pengajar tingkat SMP hingga SMA serta komunitas literasi yang memiliki perhatian besar terhadap kebudayaan daerah.
Lokakarya ini bukan sekadar pengenalan huruf-huruf khas Sunda, namun menjadi ruang pembelajaran mendalam yang menggabungkan materi Aksara Sunda, literasi, dan manuskrip. Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) berkomitmen memberi ruang khusus bagi pembahasan dan pengembangan materi ini, sebagai wujud pelestarian budaya yang lebih serius dan berkelanjutan.
Aksara Sunda di Era Digital
Kepala Seksi Kebudayaan Disbudparpora Kota Cimahi, Ares Rudhiansyah, menegaskan pentingnya melestarikan budaya lokal, khususnya Aksara Sunda, di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Menurutnya, kemajuan teknologi seharusnya tidak menjadi ancaman, tetapi justru peluang untuk memperluas jangkauan budaya.
“Lokakarya ini menjadi wadah adaptasi Aksara Sunda dalam platform dan aplikasi digital. Harapannya, Aksara Sunda tetap relevan dan tak lekang oleh waktu, serta mudah digunakan dalam berbagai kegiatan, termasuk pembelajaran di sekolah,” ujar Ares. Kamis,(13/08/2025).
Ares menambahkan, kehadiran para guru dan penggiat literasi dalam lokakarya ini diharapkan mampu membawa pengetahuan yang diperoleh kepada generasi muda. Dengan begitu, mereka tidak hanya mengenal Aksara Sunda saat kegiatan seremonial, tetapi juga terbiasa menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari.
“Kalau aksara ini hanya dipelajari saat kegiatan khusus, maka lambat laun akan terlupakan. Kita ingin generasi muda terbiasa menggunakannya, sehingga menjadi bagian dari keseharian,” jelasnya.
Sebagai bentuk kelanjutan, Ares mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan Pemkot Cimahi akan menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD). Kegiatan ini akan memberikan ruang khusus bagi Aksara Sunda, bahasa daerah, literasi, dan manuskrip sebagai bagian integral dari pelestarian budaya.
Dukungan dari Dewan Kebudayaan
Dukungan terhadap program ini datang dari Ketua Dewan Kebudayaan Kita Cimahi (DKKC), Siti Yanti Abintini, S.H., M.H.. Ia menegaskan bahwa tantangan terbesar pelestarian Aksara Sunda di masa kini adalah kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Sejalan dengan apa yang disampaikan Pak Ares, Aksara Sunda harus menyesuaikan diri dengan berbagai platform digital agar bisa bertahan dan berkembang. Kalau tidak, akan hilang ditelan zaman,” tegasnya.
Yanti juga menyoroti pentingnya regenerasi pelaku budaya. Ia mencontohkan sosok maestro Aksara Sunda, Bah Ujang Laip (Yudistira Purana Sakiakirti), yang meski telah berusia lanjut masih aktif dalam kegiatan pelestarian budaya.
“Beliau tetap eksis dengan ilmu yang dimilikinya. Harapan kami, lahir generasi penerus seperti Bah Ujang, sehingga budaya ini tetap hidup meski para pegiat senior sudah tiada,” ungkapnya.
Menurut Yanti, kehadiran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam lokakarya kali ini menjadi peluang besar untuk mencetak generasi baru yang melek budaya dan tidak melupakan akar budayanya.
“Mungkin suatu saat kami para pegiat budaya sudah tak ada lagi, tapi budaya ini harus tetap lestari. Itu tugas kita semua,” pungkasnya.
Komitmen Bersama
Lokakarya Aksara Sunda ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya memerlukan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan dunia pendidikan. Di tengah derasnya arus modernisasi, kegiatan semacam ini diharapkan menjadi benteng pertahanan sekaligus sarana adaptasi budaya lokal agar mampu eksis di ruang digital.
Dengan dukungan regulasi, program berkelanjutan, serta keterlibatan generasi muda, Aksara Sunda di Kota Cimahi diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi identitas kebanggaan daerah yang mendunia. (Achmad Syafei)