![]()
Jakarta,Medialibas.com – Pemerintah akhirnya mengambil sikap keras terhadap praktik penyelundupan rokok ilegal yang selama ini merugikan keuangan negara dalam jumlah fantastis. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa era pembiaran telah berakhir. Dalam nada tegas yang jarang ia tunjukkan, Menkeu menyatakan akan memburu sindikat rokok ilegal sampai ke akar-akarnya, tanpa pandang bulu siapa pun di balik bisnis gelap tersebut.
“Negara ini sudah terlalu lama dirugikan oleh praktik kotor penyelundupan. Kalau ada yang bermain di belakang, saya tidak peduli. Saya punya Presiden Prabowo,” ujar Purbaya di Jakarta, Sabtu (01/11/2025).
Menurutnya, peredaran rokok tanpa cukai bukan sekadar pelanggaran fiskal, melainkan bentuk pengkhianatan terhadap rakyat. Selama bertahun-tahun, praktik ini telah menggerus potensi penerimaan negara yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastruktur, layanan publik, dan program kesejahteraan rakyat kecil.
Jejak Sindikat Setiven: Bayangan Gelap di Balik Rokok Ilegal
Sorotan tajam kini tertuju pada jaringan besar berinisial “Setiven”, yang diduga menjadi otak di balik distribusi rokok tanpa cukai lintas negara. Berdasarkan penelusuran lapangan dan kesaksian sejumlah sumber, sindikat ini memproduksi rokok di Filipina dengan merek tiruan produk legal Indonesia, lalu menyelundupkannya ke Tanah Air melalui jalur laut menuju Batam dan Tungkal Jambi.
Kontainer biru berkapasitas besar digunakan untuk menyamarkan isi barang agar terlihat seperti pengiriman ekspor-impor biasa. Seorang mantan pekerja jaringan tersebut mengungkapkan, setiap kontainer bisa memuat ribuan slop rokok ilegal.
“Pengiriman biasanya malam hari. Setelah tiba di Batam atau Tungkal, barang dipindahkan ke gudang transit sebelum dikirim ke Jakarta dan Tangerang,” ujar sumber yang meminta namanya dirahasiakan.
Untuk menghindari razia, penjualan dilakukan secara tersembunyi di toko-toko kecil yang hanya buka sore hingga malam.
Dugaan Adanya ‘Beking’ Oknum Aparat
Lebih memprihatinkan lagi, sejumlah pengamat menduga ada pihak kuat yang melindungi jalur distribusi Setiven.
“Jangan kira mereka bergerak tanpa pelindung. Ada orang-orang kuat di belakangnya,” ungkap seorang pengamat ekonomi kriminal.
Keterlibatan oknum inilah yang membuat jaringan Setiven seolah tak tersentuh hukum, meskipun namanya kerap muncul dalam laporan investigatif dan keluhan pelaku industri rokok legal. Hingga kini, belum ada langkah resmi dari aparat maupun Kementerian Keuangan untuk memanggil sosok Setiven.
Triliunan Rupiah Menguap, Industri Nasional Tertekan
Data dari lembaga ekonomi menunjukkan bahwa kerugian negara akibat rokok ilegal mencapai triliunan rupiah setiap tahun. Angka itu setara dengan biaya pembangunan ratusan sekolah, rumah sakit, dan jalan nasional.
Selain menggerus kas negara, fenomena ini juga memukul pengusaha rokok legal yang harus bersaing tidak adil dengan produk ilegal berharga murah.
“Kalau dibiarkan, pelaku usaha jujur bisa gulung tikar. Negara rugi, rakyat juga dirugikan,” keluh seorang pengusaha rokok asal Kudus, Jawa Tengah.
Pelanggaran Berat di Mata Hukum
Peredaran rokok ilegal tanpa cukai merupakan tindak pidana serius yang melanggar berbagai undang-undang, antara lain:
UU No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai
UU No. 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan
KUHP, pasal-pasal terkait pemalsuan merek dan kerugian negara
Ancaman pidana bagi pelaku bisa mencapai 10 tahun penjara dan denda miliaran rupiah.
Publik Tunggu Aksi Nyata Pemerintah
Meski Menkeu Purbaya telah menegaskan komitmennya secara terbuka, publik kini menanti langkah konkret: penangkapan, pembongkaran jaringan, dan pembersihan oknum pelindung di balik praktik penyelundupan ini.
“Kita tidak boleh kalah dengan mafia ekonomi. Ini bukan sekadar soal uang negara, tapi soal kedaulatan dan keadilan bagi rakyat kecil,” tegas Menkeu Purbaya.
Babak Baru Perang Melawan Mafia Ekonomi
Kasus rokok ilegal hanyalah puncak dari gunung es masalah penyelundupan di Indonesia. Namun kali ini, dengan dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto, Purbaya Yudhi Sadewa berjanji akan memimpin perang terbuka melawan mafia ekonomi yang selama ini menjerat sistem keuangan negara.
Masyarakat menunggu: apakah perang ini benar-benar akan menumbangkan jaringan yang sudah mengakar, atau kembali berhenti di permukaan. (Megy)
