
Oplus_131072
Garut,Medialibas.com – Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS) terus menunjukkan konsistensinya dalam memperjuangkan terwujudnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kehati Copong di Kabupaten Garut. Program yang sejak awal dicanangkan ini bukan hanya soal menambah keindahan kota, melainkan juga upaya besar untuk menghadirkan warisan hijau yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
Ketua LIBAS, Tedi Sutardi, menegaskan bahwa RTH Kehati Copong tidak boleh dipandang sebelah mata. Baginya, keberadaan ruang terbuka hijau ini adalah cita-cita jangka panjang yang memiliki nilai lebih dari sekadar taman.
“RTH Kehati Copong adalah simbol kepedulian kita terhadap masa depan. Ini bukan sekadar taman dengan pepohonan, tetapi ruang edukasi, rekreasi, sekaligus warisan hijau yang harus kita jaga bersama untuk anak cucu kita,” ujar Tedi saat ditemui di sela kegiatan monitoring kawasan, Selasa (18/08/2025).
Sinergi Jadi Kunci
Dalam keterangannya, Tedi Sutardi menyoroti pentingnya keterlibatan berbagai pihak agar percepatan pembangunan RTH Kehati Copong tidak terhambat.
Menurutnya, pemerintah daerah, pihak swasta, serta elemen masyarakat harus duduk bersama dalam membangun kesadaran dan aksi nyata.
“Kalau hanya LIBAS yang bergerak, tentu tidak akan cukup. Harus ada sinergi nyata. Pemerintah jangan hanya menunggu, perusahaan melalui CSR sebaiknya ikut terlibat, dan masyarakat pun harus merasa memiliki. Kalau kita bergerak bersama, hasilnya akan jauh lebih cepat terlihat,” tegasnya.
Langkah Nyata di Lapangan
LIBAS sendiri tidak berhenti pada wacana. Sejumlah kegiatan sudah dilakukan sebagai bukti nyata komitmen, mulai dari penanaman pohon, penataan area, hingga sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan kepada masyarakat sekitar.
“Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bukanlah hal yang rumit. Mulai dari langkah kecil, seperti menanam pohon dan menjaga kebersihan, semuanya akan memberi dampak besar. Itulah contoh yang kami jalankan langsung di RTH Kehati Copong,” jelas Tedi.
Manfaat yang Diharapkan
Jika RTH Kehati Copong terealisasi sepenuhnya, manfaatnya diyakini akan dirasakan langsung oleh masyarakat Garut. Selain memperindah kota dan memperbaiki kualitas udara, kawasan ini akan menjadi pusat edukasi bagi pelajar, tempat rekreasi keluarga, hingga destinasi lingkungan yang memperkuat identitas Garut sebagai kota yang peduli terhadap kelestarian alam.
“Bayangkan kalau anak-anak sekolah bisa belajar tentang keanekaragaman hayati langsung di lapangan, bukan hanya dari buku. Itu akan jadi pengalaman yang membekas dan membentuk kesadaran sejak dini,” tambahnya.
Ajakan Tedi Sutardi
Menutup keterangannya, Tedi kembali mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu demi cita-cita bersama. Menurutnya, perjuangan menghadirkan RTH Kehati Copong harus dilihat sebagai tanggung jawab kolektif, bukan hanya tugas organisasi atau pemerintah.
“Kalau kita terus bersatu, RTH Kehati Copong bukan hanya akan terwujud, tapi juga menjadi simbol perubahan. Mari jadikan ruang ini sebagai warisan hijau untuk anak cucu kita, agar mereka bisa hidup di lingkungan yang lebih baik dan sehat,” pungkasnya.
Dengan kegigihan yang tak pernah surut, LIBAS bersama masyarakat menaruh harapan besar bahwa RTH Kehati Copong akan segera menjadi kenyataan, sebuah ruang terbuka yang bukan hanya menyejukkan, tetapi juga membangun kesadaran bersama untuk menjaga bumi. (A1)