![]()

Garut, Medialibas. Com,– Dalam Islam, bumi bukanlah arena eksploitasi tanpa batas. Ia adalah amanah agung yang diberikan Allah kepada manusia. Ketika amanah itu dikhianati melalui perusakan hutan dan lingkungan, maka sesungguhnya manusia sedang mengobarkan perang melawan aturan Allah. Dan perang melawan Allah? Maka bersiaplah menerima hukuman-Nya yang tidak terbayangkan.
Ustadz Renal menegaskan bahwa perusakan hutan adalah bentuk kerusakan dunia yang paling nyata dan paling kejam. Ia membunuh kehidupan secara perlahan: menghilangkan air, udara, satwa, dan merenggut nyawa manusia. Dalam bahasa agama, itu bukan sekadar pelanggaran lingkungan — itu dosa besar. (4 Desember 2025)
Allah telah memperingatkan manusia ribuan tahun lalu:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena ulah tangan manusia…”
(QS. Ar-Rum: 41)
Ayat ini, tegas Ustadz Renal, adalah bukti bahwa apa yang terjadi hari ini — banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, hilangnya udara bersih — bukan kebetulan. Itu adalah balasan langsung untuk keserakahan manusia yang tidak peduli pada hukum Allah.
Allah telah menciptakan bumi dengan kesempurnaan, namun manusia menghancurkannya dengan kesombongan dan rakus:
“Janganlah kalian membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya…”
(QS. Al-A’raf: 56)
Di mata syariat, orang yang merusak hutan bukan hanya pelanggar tata ruang atau kriminal biasa. Mereka pengkhianat — mengkhianati bumi, masyarakat, dan Tuhannya sendiri.
Sanksi Berat bagi Perusak Hutan: Tidak Ada Ampunan bagi Penghancur Kehidupan
Menurut Ustadz Renal, Allah telah memberikan dua ranah hukuman bagi pelaku kerusakan lingkungan:
1️⃣ Hukuman di Dunia
Syariah dan hukum negara berhak menjatuhkan sanksi setimpal:
— Denda besar
— Penyitaan aset
— Penjara panjang
— Bahkan hukuman lebih berat bila tindakannya menyebabkan hilangnya nyawa dan merusak masa depan rakyat
Karena perusak hutan sama halnya dengan pencuri masa depan manusia.
2️⃣ Hukuman di Akhirat
Jauh lebih mengerikan…
Azab kubur dan neraka bagi mereka yang menyengaja kerusakan dan menolak bertaubat.
Orang yang merusak hutan menutup pintu rahmat Allah untuk dirinya sendiri. Sebagaimana firman Allah yang memperingatkan saat malaikat mempertanyakan manusia:
“Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan?”
(QS. Al-Baqarah: 30)
Dan Allah menjawab bahwa DIA tahu siapa yang jahat dan siapa yang menjaga bumi ini.
Ustadz Renal Berteriak Keras: Stop Perusak Hutan atau Bersiap Dilaknat Allah
Perusak hutan bukan hanya menebang pohon. Mereka menebang kehidupan.
Mereka bukan hanya menggunduli tanah. Mereka menggunduli kemuliaan yang Allah titipkan.
Ustadz Renal menyuarakan ultimatum terakhir bagi mereka:
Bertaubat sebelum terlambat.
Karena saat bumi sudah tidak mampu lagi memaafkan, langit akan turun memberi hukuman.
Aksi Nyata: Jihad Lingkungan Menjaga Amanah Allah
Menjaga hutan bukan sekadar program — ini jihad.
Setiap pohon yang kita tanam adalah bukti cinta kepada Allah.
Setiap hutan yang kita selamatkan adalah langkah menuju surga-Nya.
Di bumi ini, kita hanyalah khalifah.
Dan khalifah tidak berhak mengkhianati tugasnya.
Artikel ini menurut pandangan dan sikap keagamaan Ustadz Renal — sebuah peringatan keras bahwa perusakan hutan adalah jalan menuju kehancuran dunia dan akhirat.
Semoga menjadi alarm yang menggetarkan hati mereka yang masih berani menantang aturan Allah. (Red)
