
Oplus_131072
Tasikmalaya,Medialibas.com – Alih-alih membawa manfaat, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) justru menimbulkan petaka di SMK Negeri Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya,Jawa Barat. Sebanyak 54 siswa tumbang dengan gejala keracunan usai menyantap hidangan dari program tersebut pada Rabu (01/10/2025).
Kronologi Kejadian
Sekitar pukul 11.00 WIB, sejumlah siswa mulai mengeluhkan mual, pusing, dan muntah. Awalnya hanya empat orang yang mengalami gejala, namun jumlahnya melonjak cepat hingga mencapai puluhan siswa.
“Awalnya ada empat siswa yang dibawa ke Pustu Desa Darawati. Tak lama, laporan susulan terus berdatangan, jumlah siswa yang sakit semakin banyak,” ujar seorang guru SMKN Cipatujah.
Sebaran Korban
Dari total 54 siswa terdampak, 35 orang dirawat di Puskesmas Cipatujah, 6 orang di Puskesmas Bantarkalong, 6 orang di Puskesmas Culamega, 5 orang di Klinik H. Sayat Medika, serta masing-masing 2 orang di Klinik Tiniara Medika dan Klinik Al-Fadillah Cheras.
“Semua mengalami gejala serupa, yaitu mual, muntah, dan pusing. Saat ini mereka sudah mendapat perawatan sesuai prosedur,” jelas Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, S.KM.
Dugaan Sumber Keracunan
Kepala Pustu Desa Darawati, Dindin K, menyebutkan indikasi kuat bahwa penyebabnya berasal dari makanan MBG yang diolah di dapur SPPG, tepat di seberang sekolah. Salah seorang siswa bahkan mengaku mencium bau tak sedap pada daging ayam yang disajikan.
“Saat saya cicipi ayamnya, ada bau tidak enak, jadi saya tidak melanjutkan makan,” ungkap siswa tersebut.
Sorotan pada Pengawasan MBG
Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang standar keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG. Dari penyimpanan bahan, pengolahan, hingga distribusi, semua aspek kini menjadi sorotan.
“Kalau betul ada kelalaian, ini bukan insiden sepele. Ini kelalaian fatal yang bisa mengancam nyawa anak-anak,” tegas seorang praktisi kesehatan masyarakat.
Tanggung Jawab dan Harapan Warga
Orang tua siswa menuntut evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut. “Kami ingin anak-anak selamat. Kalau program ini tidak diawasi ketat, lebih baik dihentikan dulu,” ujar salah satu wali murid dengan nada khawatir.
Kini masyarakat menunggu langkah cepat dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga pemerintah daerah untuk mengusut tuntas tragedi ini. Tragedi Cipatujah harus menjadi peringatan agar program yang bertujuan menyehatkan tidak justru berbalik menjadi ancaman. (Saepuloh)