
Oplus_131072
Jakarta,Medialibas.com – Gelombang massa dari berbagai elemen masyarakat kembali mengguncang kawasan Senayan. Senin (25/08/2025), ribuan orang memadati ruas Jalan Gatot Subroto tepat di depan kompleks Gedung MPR/DPR RI. Aksi unjuk rasa yang digelar sejak pagi hingga siang itu sempat memaksa pihak kepolisian melakukan penutupan jalan dan pengalihan arus lalu lintas demi mencegah kemacetan total.
Sejak pukul 11.45 WIB, pantauan di lokasi menunjukkan massa mulai melakukan berbagai aksi teatrikal hingga lemparan botol ke arah dalam gedung DPR. Dari kejauhan terlihat lautan manusia yang terdiri dari warga sipil, pengemudi ojek online (ojol), hingga pelajar berseragam SMA yang ikut bergabung menyuarakan tuntutan. Deretan spanduk, poster, dan atribut orasi menghiasi barisan massa, menambah riuh suasana di tengah teriknya matahari Jakarta.
Penutupan Jalan dan Rekayasa Lalin
Kondisi lalu lintas di Jalan Gatot Subroto arah Slipi lumpuh total. Aparat kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas situasional dengan mengalihkan kendaraan ke Jalan Pemuda. “Kami memohon pengertian masyarakat, karena penutupan dilakukan untuk menjaga keselamatan dan ketertiban umum,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
Susatyo menegaskan, pihaknya telah menyiagakan 1.250 personel gabungan dari Polri dan TNI untuk mengawal jalannya aksi. Aparat terlihat berjaga di berbagai titik, mulai dari pintu utama DPR hingga jalur perbatasan Senayan.
Imbauan Polisi: Aksi Tertib, Jangan Rusak Fasilitas
Meski memahami hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat, Susatyo mengingatkan agar massa tidak melakukan tindakan anarkis.
“Silakan menyampaikan aspirasi, tetapi tetap dalam koridor hukum. Jangan sampai merugikan masyarakat dengan membakar ban, merusak fasilitas umum, atau menutup akses vital,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pendekatan pengamanan dilakukan secara persuasif, tanpa melibatkan penggunaan senjata api. Polisi hanya menyiapkan strategi pengendalian massa untuk mengantisipasi potensi gesekan. “Kami hadir bukan untuk menghalangi, melainkan memastikan semuanya berjalan dengan aman dan kondusif,” imbuhnya.
Wajah Aksi: Dari Ojol Hingga Pelajar
Menariknya, aksi kali ini diikuti oleh spektrum peserta yang cukup luas. Selain kelompok aliansi masyarakat, tampak ratusan pengemudi ojol yang memarkirkan kendaraannya di sekitar lokasi. Bahkan, sejumlah pelajar SMA dengan seragam abu-abu putih terlihat berada di barisan depan, mengikuti orasi yang dilakukan koordinator lapangan.
Keterlibatan pelajar memunculkan perhatian khusus, mengingat usia mereka yang masih remaja. Beberapa pengamat menilai hal ini menunjukkan meluasnya resonansi isu yang diangkat para pendemo. Meski demikian, aparat tetap berjaga-jaga agar aksi pelajar tidak terprovokasi tindakan anarkis.
Potensi Gesekan dan Antisipasi Aparat
Hingga siang menjelang sore, situasi kian memanas. Sejumlah botol air mineral terlihat melayang ke arah gedung DPR, meski belum ada laporan kerusakan serius. Polisi tampak berulang kali mengimbau lewat pengeras suara agar massa tidak terpancing provokasi.
Rekayasa lalu lintas terus dilakukan menyesuaikan perkembangan di lapangan. Warga yang tidak berkepentingan diimbau menghindari kawasan Senayan agar tidak terjebak kemacetan panjang.
Aspirasi Publik dan Ruang Demokrasi
Aksi unjuk rasa di depan DPR kali ini menambah daftar panjang demonstrasi yang terjadi di Senayan dalam beberapa tahun terakhir. Gelombang massa tersebut mencerminkan tingginya tensi politik sekaligus besarnya keinginan masyarakat untuk menyuarakan aspirasi secara langsung di pusat kekuasaan.
Meski demikian, aparat berharap penyampaian aspirasi tetap berjalan damai. “Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kelancaran penyampaian aspirasi publik,” tutup Susatyo.
Hingga berita ini diterbitkan, massa masih bertahan di depan Gedung MPR/DPR RI. Situasi lalu lintas padat merayap, sementara aparat keamanan terus bersiaga penuh, mengantisipasi potensi eskalasi lebih lanjut. (Doni Prima)