
Jakarta,Medialibas.com – Waktu itu. Senin, 4 Oktober 2010, menjadi salah satu catatan unik dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia. Di hari itu, karier seorang perwira tinggi Polri bernama Jenderal (Purn) Timur Pradopo mengalami lonjakan luar biasa: pagi masih menjabat Kapolda Metro Jaya, sore naik menjadi Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri, dan malamnya langsung diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon tunggal Kapolri.
Awal Karier di Ibukota
Sebelum momen dramatis itu, Timur Pradopo telah lebih dulu mendapat kepercayaan memimpin Polda Metro Jaya. Ia dilantik pada 22 Juni 2010, menggantikan Irjen Pol Wahyono yang berpindah tugas ke Badan Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polri. Penunjukan Timur sebagai Kapolda Metro Jaya sendiri sudah menjadi sorotan karena ia baru saja memimpin Polda Jawa Barat.
Perwira tinggi kelahiran Jombang, Jawa Timur, 10 Januari 1956 ini dikenal sebagai sosok tegas dan berpengalaman. Namun tak seorang pun menyangka bahwa masa jabatannya di Polda Metro Jaya hanya bertahan empat bulan.
Pagi: Mutasi Mendadak
Pagi hari, Senin (04/10/2010), Kapolri saat itu, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mengumumkan mutasi besar-besaran di tubuh Polri. Salah satu keputusan mengejutkan adalah memindahkan Timur dari Kapolda Metro Jaya menjadi Kabaharkam Polri. Mutasi ini sekaligus mengerek pangkatnya dari Inspektur Jenderal (Irjen) atau bintang dua menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) atau bintang tiga.
Bambang menjelaskan, perubahan ini bagian dari proses regenerasi karena Kabaharkam sebelumnya akan pensiun pada 15 Oktober 2010. “Tentunya dengan bergeser satu pejabat pasti ada beberapa bagian yang ikut bergeser. Ini bagian dari proses regenerasi,” ujarnya saat itu.
Sore: Sertijab Kilat
Sore hari di hari yang sama, Timur langsung menjalani serah terima jabatan di Mabes Polri. Proses sertijab berlangsung cepat, menandai resminya ia menjabat Kabaharkam Polri. Bagi banyak perwira, menjadi Kabaharkam sudah merupakan posisi puncak, namun rupanya perjalanan Timur hari itu belum selesai.
Malam: Surat dari Istana
Sekitar pukul 19.30 WIB, Ketua DPR Marzuki Alie menerima surat dari Presiden SBY. Isinya mengejutkan: usulan agar Timur Pradopo menjadi calon tunggal Kapolri menggantikan Bambang yang akan memasuki masa pensiun. Dalam surat itu, hanya tercantum satu nama, tanpa alternatif lain.
Usulan tersebut kemudian diteruskan ke Komisi III DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Proses ini menjadi sorotan publik karena jarak antara pengangkatan sebagai Kabaharkam dan pencalonan Kapolri hanya beberapa jam.
Jalur Cepat Menuju Puncak Polri
Komisi III DPR bergerak cepat. Pada Kamis (14/10/2010), Timur menjalani fit and proper test. Sepuluh hari kemudian, pada Selasa (19/10/2010), Rapat Paripurna DPR menyetujui pengangkatan Timur sebagai Kapolri. Dalam sidang tersebut, ia menyalami pimpinan DPR dan memberi hormat kepada seluruh anggota dewan.
Tak menunggu lama, Presiden SBY melantiknya sebagai Kapolri di Istana Negara pada Jumat (22/10/2010). Ia resmi menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri yang pensiun.
Catatan Tiga Tahun Kepemimpinan
Selama memimpin Polri hingga 25 Oktober 2013, Timur mencatatkan sejumlah capaian. Salah satunya adalah penyelesaian kasus korupsi yang pada 2010 mencapai 109 persen dari target, dan pada 2013 sebesar 60 persen. Dalam periode kepemimpinannya, Polri berhasil menyelamatkan uang negara senilai Rp1,4 triliun.
Pada upacara penyerahan jabatan di Depok, 29 Oktober 2013, Timur menegaskan komitmennya terhadap pemberantasan korupsi dan pembenahan internal Polri. Ia kemudian digantikan oleh Jenderal (Purn) Sutarman.
Sehari Tiga Jabatan, Sejarah yang Sulit Terulang
Kisah “sehari tiga jabatan” Timur Pradopo menjadi legenda tersendiri di tubuh Polri. Dalam waktu kurang dari 24 jam, ia melewati tiga kursi strategis, sebuah perjalanan karier yang sulit diulang oleh perwira manapun.
Dari Kapolda, naik Kabaharkam, hingga calon Kapolri dalam satu hari, Timur membuktikan bahwa jalur ke puncak Polri kadang berjalan secepat kilat. (Doni.P)