
Garut,Medialibas.com – Suasana politik Kabupaten Garut diperkirakan akan memanas pada Selasa, 10 Juni 2025, seiring rencana digelarnya Panggung Bebas Rakyat di halaman Gedung DPRD Garut.
Kegiatan ini diprakarsai oleh berbagai elemen masyarakat yang ingin menyampaikan langsung evaluasi atas 100 hari pertama masa kerja Bupati dan Wakil Bupati Garut.
Ratusan massa dari organisasi pemuda, kelompok tani, buruh, mahasiswa, hingga tokoh-tokoh masyarakat lintas sektor disebutkan akan terlibat dalam aksi ini.
Panggung bebas ini bukan sekadar aksi demonstrasi, melainkan mimbar demokrasi terbuka yang memungkinkan siapa pun untuk menyuarakan aspirasi dan kritik secara langsung kepada pemerintah daerah.
Kritik Kinerja: Infrastruktur, Partisipasi, dan Pelayanan Jadi Sorotan
Berbagai kelompok penggerak aksi menyampaikan kekecewaan atas capaian pemerintahan saat ini. Program-program yang dikampanyekan di masa pemilu, terutama slogan “Garut Hebat”, dinilai belum terlihat nyata di tengah masyarakat.
“Seratus hari ini semestinya menjadi pijakan awal perubahan. Namun kenyataannya, partisipasi masyarakat minim, jalan rusak di mana-mana, dan layanan publik masih menyedihkan. Di mana letak ‘hebat’-nya?” kata seorang koordinator aksi dari kalangan pemuda, Minggu (08/06/2025).
Kritik juga mengarah pada lemahnya transparansi kebijakan serta kurangnya pelibatan masyarakat akar rumput dalam proses pembangunan daerah.
Panggung Bebas: Demokrasi yang Hidup, Bukan Sekadar Seremonial
Konsep panggung bebas ini memungkinkan warga secara langsung menyampaikan isi hati mereka, baik berupa kritik, unek-unek, maupun saran konstruktif. Para inisiator menekankan bahwa kegiatan ini bukan gerakan politis atau upaya menjatuhkan, melainkan bentuk kontrol sosial masyarakat terhadap jalannya pemerintahan.
“Ini bukan aksi partisan. Kami hanya ingin suara rakyat didengar tanpa sekat,” ujar seorang aktivis buruh yang terlibat dalam persiapan aksi.
Beberapa organisasi bahkan telah menyiapkan pernyataan sikap yang akan diserahkan langsung kepada DPRD Garut sebagai bentuk tuntutan kolektif masyarakat.
Momentum Refleksi dan Harapan Akan Perubahan
Di tengah gejolak yang muncul, para penggerak aksi mengajak Bupati dan Wakil Bupati untuk tidak alergi terhadap kritik. Justru, mereka berharap suara-suara dari rakyat ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan koreksi arah kebijakan ke depan.
“Pemimpin seharusnya mendengar langsung suara warganya, bukan hanya tampil di spanduk dan acara formal,” tegas seorang tokoh petani dari selatan Garut.
Dengan semangat partisipatif, Panggung Bebas Rakyat diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran kolektif, bahwa pembangunan daerah tidak bisa lepas dari partisipasi aktif masyarakat.
Aksi ini menjadi pesan kuat bahwa rakyat Garut tidak pasif. Mereka bersuara, mengoreksi, dan menuntut janji “Garut Hebat” benar-benar diwujudkan dalam kerja nyata, bukan sekadar narasi kampanye. (A1)