
Garut,Medialibas.com – Isu lingkungan hidup kian mendesak untuk diperhatikan. Bumi yang seharusnya menjadi ruang kehidupan yang sehat, kini justru menghadapi ancaman serius akibat ulah manusia. Polusi udara, kerusakan hutan, sampah plastik yang menumpuk, hingga sungai-sungai yang tercemar limbah, menjadi pemandangan yang sering dianggap biasa.
Di tengah kondisi tersebut, sosok pemerhati lingkungan asal Garut, Tedi Sutardi, menyampaikan gagasannya tentang pentingnya membangun generasi hijau sebuah generasi yang tidak hanya peduli, tetapi juga memiliki kreativitas dan inovasi dalam menjaga kelestarian bumi.
Kesadaran yang Belum Merata
Menurut Tedi, kesadaran lingkungan di masyarakat masih lemah. Banyak orang menganggap perusakan alam sebagai hal sepele, padahal dampaknya sangat luas. Membakar sampah sembarangan, membuang plastik ke sungai, hingga menebang pohon tanpa melakukan reboisasi masih menjadi kebiasaan sehari-hari.
“Kesadaran lingkungan bukan hanya sekadar tahu bahwa bumi harus dijaga, tetapi bagaimana sikap hidup kita menempatkan alam sebagai bagian dari diri sendiri. Sayangnya, banyak yang belum sampai ke tahap itu,” ujar Tedi. Senin, (25/08/2025).
Faktor penyebabnya beragam. Ada yang karena ketidaktahuan, ada pula yang disebabkan keterbatasan ekonomi, sehingga kebutuhan jangka pendek lebih diutamakan ketimbang kelestarian lingkungan. Di sisi lain, sifat serakah manusia dan gaya hidup modern yang konsumtif juga memperparah kerusakan alam.
Dari Wacana ke Gerakan Nyata
Bagi Tedi, kepedulian terhadap lingkungan tidak boleh berhenti pada wacana atau slogan. Ia harus diwujudkan dalam langkah nyata, sekecil apapun. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat listrik dan air, hingga terlibat dalam program penghijauan adalah contoh sederhana yang bisa dilakukan.
Namun, kenyataannya, banyak orang hanya setuju pada pentingnya menjaga lingkungan, tapi enggan melakukan tindakan nyata. “Kita butuh peran sekolah, komunitas, hingga pemerintah untuk menggerakkan aksi kolektif. Lingkungan hanya bisa selamat jika dijaga bersama,” tegas Tedi.
Kreativitas dan Inovasi sebagai Kunci
Dalam pandangan Tedi, membicarakan lingkungan tak bisa lepas dari kreativitas dan inovasi. Tanpa keduanya, gerakan peduli lingkungan hanya akan menjadi retorika. Kreativitas memberi ruang untuk melihat peluang dari masalah, sementara inovasi mengubah ide menjadi solusi nyata.
“Konsep 3R Reduce, Reuse, Recycle sudah banyak dikenal, tapi belum dimaksimalkan. Padahal, sampah plastik bisa diolah jadi produk kreatif, limbah organik dijadikan kompos, dan air hujan dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Itu semua bentuk inovasi yang sederhana tapi bermanfaat,” papar Tedi.
Ia menekankan bahwa generasi muda adalah ujung tombak dari kreativitas ini. Dengan teknologi yang semakin maju, anak muda bisa menciptakan ide-ide ramah lingkungan yang bukan hanya menyelamatkan bumi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.
Generasi Hijau untuk Masa Depan
Tedi menilai bahwa membangun generasi hijau membutuhkan proses panjang. Sekolah harus menjadi ruang pendidikan lingkungan sejak dini, keluarga wajib menjadi teladan dalam kebiasaan sehari-hari, sementara media massa dan komunitas harus berperan aktif membentuk opini publik agar lebih peduli pada alam.
“Generasi hijau itu bukan hanya generasi yang tahu bagaimana menjaga bumi, tapi juga yang bisa menghadirkan solusi nyata lewat kreativitas dan inovasi. Mereka adalah agen perubahan yang membawa harapan untuk masa depan yang lebih lestari,” ujarnya.
Lingkungan sebagai Warisan Anak Cucu
Bagi Tedi, alam bukanlah warisan nenek moyang, melainkan titipan yang harus dijaga untuk anak cucu. Jika manusia hari ini lalai, maka generasi mendatang hanya akan mewarisi kerusakan yang ditinggalkan.
“Menyiapkan generasi sadar lingkungan itu bukan pilihan, tapi keharusan. Kalau kita ingin Indonesia adil, makmur, dan berkelanjutan, maka cinta terhadap bumi harus ditanamkan sejak sekarang,” tandasnya.
Menutup dengan Harapan
Melalui gagasannya, Tedi Sutardi berharap agar masyarakat, khususnya generasi muda, bisa lebih peka terhadap isu lingkungan. Ia menekankan bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada bagaimana kita memperlakukan bumi saat ini.
“Generasi hijau harus lahir dari kesadaran, kreativitas, dan inovasi. Itulah bekal yang akan membuat bumi tetap menjadi tempat yang layak huni untuk anak cucu kita,” tutup Tedi dengan penuh keyakinan. (DK)